Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau Airnav Indonesia menyebut jumlah frekuensi penerbangan turun 15 persen sejak Desember 2018 sampai sekarang dan PT Angkasa Pura I (Persero) kehilangan 3,5 juta penumpang sepanjang kuartal I 2019.
Masing-masing manajemen mengakui perkembangan infrastruktur berupa Tol Trans Jawa menjadi daya pikat masyarakat untuk beralih dalam menggunakan moda transportasi, dari udara ke darat. Meski memang masih ada penyebab lainnya, yakni harga tiket pesawat yang kian melambung sejak akhir tahun lalu.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan pembangunan Tol Trans Jawa bertujuan meningkatkan mobilitas barang dan masyarakat. Dengan demikian, perputaran ekonomi bisa lebih cepat dari sebelumnya.
Ia menjelaskan biaya logistik pengiriman barang akan jauh lebih murah karena perjalanan sudah lebih efisien. Sebelum ada Tol Trans Jawa, Budi mencontohkan pengiriman barang Jakarta-Surabaya membutuhkan waktu hingga berhari-hari. Namun, kini bisa dilakukan dalam satu hari.
"Kalau misalnya dulu tiga hari, sekarang satu hari jadi lebih produktif. Dia (truk) bisa mengangkut barang lebih banyak, pendapatan bisa lebih. Logistik lebih efisien," ujar Budi kepada CNNIndonesia.com, Kamis (16/5).
Meski pengangkutan barang jadi lebih mahal jika melalui tol, Budi mengklaim menggunakan tol Trans Jawa tetap lebih menguntungkan. Pasalnya, proses pengiriman barang bisa dilakukan lebih cepat.
Selain itu, Tol Trans Jawa juga menumbuhkan perekonomian daerah. Sejumlah pengusaha lokal dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diberikan lahan untuk berjualan di tempat peristirahatan atau rest area.
"Pak Presiden (Joko Widodo) selalu mengingatkan saya, UMKM dimasukkan ke rest area. Jadi kalau ada kafe asing hanya satu atau dua, sisanya kasih ke UMKM," jelas dia.
Kemudian, pariwisata di daerah yang dilewati sepanjang Tol Trans Jawa sudah merasakan dampak positif. Budi mengklaim sejumlah wisata yang terletak di kawasan Pantai Utara meraup pendapatan lebih sejak Tol Trans Jawa beroperasi.
"Di pantai utara contohnya, Cirebon mengatakan pendapatannya dia naik," tutur Budi.
Sementara, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan Tol Trans Jawa juga akan mendorong pembangunan kawasan industri di sekitar jalan tol. Dengan demikian, ada peluang investasi tumbuh di dalam negeri.
"Kawasan-kawasan industri tumbuh di sepanjang jalan tol karena kan mereka bisa mengakses langsung pelabuhan tanpa harus berlokasi dekat pelabuhan, tapi di sekitar jalan tol dia bisa akses ke pelabuhan dan kereta api," papar Bambang.
Selain mendorong investasi, pembangunan kawasan industri juga menambah pundi-pundi pendapatan daerah. Misalnya, dari sisi perpajakan dan konsumsi di sekitar kawasan industri itu berdiri.
"Jadi dia bisa akselerator dari pertumbuhan ekonomi lokal," jelasnya.
Senada, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan kawasan industri akan ramai nantinya di sekitar jalan Tol Trans Jawa. Apalagi, gaji tenaga kerja di daerah juga relatif masih murah.
"Vendor-vendornya pabrik di Cikarang tidak harus pindah, masih tetap di Klaten, Sukoharjo. Ini karena delivery time nya sudah bisa dihitung," kata Basuki.
Ia meyakini Tol Trans Jawa tak akan mematikan bisnis moda transportasi lain. Keberadaan tol tersebut justru membuat harga angkutan semakin kompetitif, sehingga konsumen diuntungkan.
"Makanya pelaku ekonomi harus lebih efisien. Itu sudah hukumnya. Kalau tidak dibuat tol protes juga, ada tol kan sekaranf bisa milih. Ini semua harus kompetisi," tegasnya.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menjelaskan dampak pendek dari Tol Trans Jawa sudah terasa di daerah. Beberapa pedagang lokal mendapatkan konsumen baru.
"Saya kemarin di Solo tempat jual batik, tapi banyak ketemu orang Surabaya. Waktu saya tanya kenapa beli di sini katanya sekarang dari Surabaya ke Solo itu kami bisa pulang pergi. Jadi akibat itu, mereka beli batik di sini," papar Iskandar.
Dengan kata lain, pusat ekonomi baru secara bertahap muncul. Oleh karena itu, dampaknya besar ke ekonomi secara makro, khususnya pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"Walaupun saya akui ada suatu yang hilang, Tol Trans Jawa ini kan ada cost dan benefit. Yang hilang warung-warung di pinggir jalan. Tapi hitungan benefit yang didapat dari Tol Trans Jawa jauh lebih besar," kata Iskandar.
[Gambas:Video CNN]
Salah satu benefit atau manfaat yang dimaksud, yakni biaya logistik kian murah. Selain itu, beban biaya yang dikeluarkan untuk membayar bensin tak lagi semahal dulu karena jalan sudah lebih lancar.
"Ongkos bensinnya saja kalau cepat lebih murah kan, sehingga ongkos lebih murah dan lebih cepat juga dari segi waktu," terangnya.
Jika beban yang ditanggung perusahaan logistik, Iskandar menyebut ada potensi harga barang juga bisa lebih murah. Dengan kata lain, barang yang dijual di pasaran lebih kompetitif.
"Itu yang dampak yang langsung bisa terasa," imbuh Iskandar.
Sementara, dalam jangka menengah dan panjang Tol Trans Jawa bisa membuat sektor pertanian lebih berkembang. Pasalnya, pengiriman produksi pertanian ke ibu kota atau ke sejumlah daerah lain bisa semakin mudah.
"Sehingga orang tidak perlu lagi pindah ke Jakarta atau kota untuk mencari pekerjaan, dia cukup menjual hasil produksi pertaniannya. Jadi tidak butuh urbanisasi lagi," tuturnya.
Namun, hal ini bisa terwujud dengan syarat tak hanya jalan tol yang dibangun, melainkan juga jalan yang menghubungkan dari desa ke jalan tol tersebut. Iskandar menyebut inilah yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah selanjutnya.
"Jadi kalau ditotal-total dengan kemajuan itu, pertumbuhan ekonomi akan jauh lebih tinggi dengan adanya jalan-jalan tadi," pungkas Iskandar. (aud/agi)
http://bit.ly/2w9TAER
May 17, 2019 at 09:44PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Maslahat dan Mudarat Tol Trans Jawa"
Posting Komentar