
"Semua kasus itu sedang diselidiki," ucap Saab dalam sebuah wawancara televisi itu pada Senin (6/5).
Meski begitu, ia tak menjelaskan nama-nama orang yang tewas maupun ditahan oleh otoritas tersebut.
Sekelompok personel militer yang selama ini setia pada Maduro memang dilaporkan menyatakan dukungannya terhadap Guaido.
Mereka terlihat bergabung dengan pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, di sebuah pangkalan angkatan udara di Caracas pada 30 April lalu.
Saat itu, Guaido mengajak pendukungnya untuk turun ke jalan pada 1 Mei yang bertepatan dengan Hari Buruh Internasional, untuk menggulingkan Maduro.
Bentrokan dimulai sejak 30 April, ketika Guaido dan tokoh oposisi yang menjadi tahanan rumah, Leopoldo Lopez, mencoba menutup akses ke pangkalan Angkatan Udara Venezuela La Carlota.
Namun, upaya itu gagal dan percobaan kudeta yang digagas Guaido tidak berhasil menarik perhatian militer.
Sebanyak 25 personel militer yang membelot dilaporkan mencari perlindungan dan suaka di Kedutaan Besar Brasil.
Lopez juga kembali menjadi buronan setelah bergabung dalam demonstrasi itu. Pria 48 tahun itu dikabarkan mencari suaka di rumah Duta Besar Spanyol di Caracas. Istri Lopez, Lilian Tintori, juga mengaku rumah mereka dibobol dan digeledah oleh aparat.
Sementara itu, Maduro mengancam akan mengejar anggota militer yang membelot dari dirinya.
Maduro bersama sejumlah petinggi militer juga muncul dalam sebuah acara televisi lalu untuk pertama kalinya sejak demonstrasi tersebut berlangsung, pada Kamis (2/5).
Dalam kesempatan itu, Maduro membantah klaim Amerika Serikat dan oposisi bahwa angkatan bersenjata telah mendukung upaya kudeta terhadap dirinya. (rds/ayp)
http://bit.ly/2J1lHi4
May 07, 2019 at 10:20PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Venezuela Sebut Lima Warga Tewas Saat Demo Besar 1 Mei"
Posting Komentar