Mengutip Antara, Senin (27/4), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni bertengger di posisi US$21,44 per barel pada akhir perdagangan Jumat (24/4), waktu AS. Dalam sepekan harga Brent amblas 24 persen.
Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni berada di posisi US$16,94 per barel atau merosot di kisaran 7 persen dalam sepekan.
Kendati demikian, harga Brent dan WTI mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Tercatat, secara harian, harga Brent pada Jumat lalu menguat 0,5 persen dan WTI 2,7 persen. Perdagangan minyak pekan lalu bergerak fluktuatif dengan penjualan mendominasi perdagangan awal Maret akibat turunnya permintaan sebesar 30 persen di tengah pandemi virus corona.
Para produsen minyak didesak untuk mengambil tindakan lebih drastis jika tak ingin terus merugi. Para pedagang memperkirakan, permintaan masih akan jatuh selama beberapa bulan ke depan akibat turunnya konsumsi minyak kala pandemi wabah virus corona saat ini.
Diketahui, OPEC dan sekutunya termasuk Rusia pada bulan ini sepakat untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari. Pun begitu, langkah penyelamatan tersebut dinilai masih minim.
"Terlepas dari langkah-langkah yang diambil OPEC, produsen minyak di berbagai negara harus sadar bahwa mereka mungkin didesak untuk mengambil tindakan yang lebih drastis," kata Menteri Sumber Daya dan Perminyakan Angola Diamantino Azevedo.
Rusia berencana memangkas setengah dari ekspor minyak dari pelabuhan Baltik dan Laut Hitam pada Mei mendatang. Ini sesuai dengan jadwal pemuatan pertama untuk pengiriman minyak mentah setelah disetujui pemangkasan produksi.
Namun demikian, perusahaan riset energi Kpler menyebut penyimpanan minyak darat saat ini masih terisi dengan kapasitas hampir 85 persen.
(wel/sfr)https://ift.tt/2W2qzaO
April 27, 2020 at 07:10AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kebijakan OPEC Belum Maksimal, Harga Minyak Amblas Pekan Lalu"
Posting Komentar