Tips Hemat Atur Uang Operasional saat PSBB

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemberlakuan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pekan depan bakal membuat para pekerja ibu kota menghabiskan banyak waktu di rumah. Hal ini dapat berdampak positif bagi kondisi perekonomian mereka, tergantung bagaimana uang yang masuk dengan dikelola dengan tepat.

Namun, perlu diperhatikan bahwa hemat saja tak cukup.

Pengelolaan keuangan saat PSBB harus dilakukan dengan cermat sebab banyak pos pengeluaran lain yang meningkat seperti listrik dan berpotensi jadi beban terhadap keuangan. Berikut sejumlah tips yang perlu diperhatikan:


Cari Tahu Posisi Finansial Pribadi

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengatakan di tengah masa pandemi, publik masih dihadapkan pada ketidakpastian terhadap kondisi perekonomian. Karena itu, dana darurat penting disisihkan untuk mencegah kemungkinan terburuk.

Namun, ia menyarankan agar pekerja kembali menghitung ulang dan memperhatikan lagi berapa dana darurat dan tabungan yang dimiliki, termasuk investasi serta utang-utang yang dimiliki sekarang. 

Jika karyawan menyadari bahwa tempat bekerja bisa 'tergoyang' secara finansial karena pandemi, maka pekerja harus paham bahwa hal tersebut bakal berimbas langsung kepada mereka.

"Dari hal ini kita bisa mengetahui dengan lebih akurat kondisi dan posisi kita sekarang secara finansial. Bahkan seandainya ikut terdampak secara finansial, maka harus ikut mendata juga asset yang dapat segera dijual ataupun dicairkan," ucapnya.

Belanja Hanya untuk Kebutuhan Penting

Berbelanja keperluan yang urgent dan penting agar lebih hemat saat PSBB. Hindari membelanjakan uang ke hal-hal yang bersifat keinginan semata.

Salah satu yang perlu diprioritaskan untuk pembelanjaan adalah pembayaran berbagai kewajiban seperti cicilan kredit dan tagihan lainnya.  

Jika merasa mulai jenuh, misalnya dengan makanan yang sama tiap harinya maka bisa dilakukan dengan mengganti menu makanan atau berbelanja yang harganya minimal sama atau jauh lebih murah.

"Contoh adalah belanja kebutuhan makan sehari-hari. Tapi bisa kita ganti menunya ke bahan yang tetap bergizi namun lebih murah, serta tidak belanja makanan-makanan yang kurang perlu," terang Andi.

Tambah Porsi Dana Darurat

Dengan mengurangi pembelanjaan yang bersifat keinginan, lanjut Andi, maka uang yang ada dapat dipindahkan alokasinya untuk menambah besar porsi dana darurat.

Sementara jika pemasukan masih dirasa kurang untuk melakukan saving, disarankan agar menambah pemasukan dilakukan dengan berbisnis. Namun perlu dicatat, jumlah modal yang sebaiknya dialokasikan di awal maksimal adalah 30 persen dari dana menganggur yang dimiliki.

Pisahkan Kebutuhan Pribadi dan Bekerja

Sementara itu, Perencana Keuangan Finansial Consulting Eko Endarto menyarankan agar pekerja memisahkan kebutuhan pribadi dan pekerjaan saat menjalani Work From Home atau Study From Home.

Misalnya, penggunaan kuota internet yang pastinya akan meningkat. Sebisa mungkin, menurut Eko, kebutuhan pulsa untuk aktivitas kerja dan nonkerja dipisahkan agar pemakaiannya dapat dikontrol. Dengan demikian budget yang dikeluarkan untuk biaya tersebut dapat ditekan.

"Sama juga dengan listrik, harus dioptimalkan. Pemakaian AC misalnya, kalau bisa jangan dinyalakan terus. Ciptakan kondisi rumah seperti kantor tanpa harus membuang banyak energi listrik tetapi tetap nyaman," tuturnya. 

Cermati Potensi Investasi

Eko juga menyarankan pekerja yang memiliki dana lebih untuk investasi mulai masuk ke instrumen saham atau instrumen lainnya yang sedang mengalami penurunan. Namun disarankan tidak memakai dana darurat untuk investasi.

"Kalau emas kan sekarang masih tinggi, ya, bisa cari yang sedang murah, untuk jangka panjang. Karena kalau sekarang banyak yang turun. Tapi, jangka panjang akan terjadi sebaliknya, jadi ini investasi untuk jangka panjang," ucap Eko.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Andy. Ia mengatakan uang menganggur untuk investasi tersebut bisa diparkir paling tidak setahun.

Namun, ia menyarankan untuk memilih portofolio investasi yang pergerakannya stabil. Ini untuk antisipasi agar modal tidak tergerus terlalu dalam jika menempatkan dana di instrumen dengan risiko tinggi, seperti saham.

Selain itu bisa juga menempatkan dana di instrumen deposito dan reksa dana pasar uang. "Pilihlah instrumen investasi yang berisiko rendah dan gampang dicairkan lagi," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]

(hrf)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/3kag9jN

September 12, 2020 at 09:11AM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Tips Hemat Atur Uang Operasional saat PSBB"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.