Partai Demokrat terbelah. Terjadi dualisme kepemimpinan, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hasil Kongres ke V Jakarta dan Ketua Umum Demokrat Moeldoko hasil Kongres Luar Biasa di Deli Serdang, Sumatera Utara.
AHY mengatakan KLB Demokrat yang digelar Jhoni Allen Marbun dan kawan-kawan itu ilegal. Ia menyebut Moeldoko sebagai ketua umum abal-abal. Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan Moeldoko dengan darah dingin telah melakukan kudeta.
Namun, gejolak di tubuh partai berlambang bintang mercy tersebut dianggap hanya permainan politik SBY. Ketua Umum relawan Jokowi Mania (JoMan) Immanuel Ebenezer mengatkan SBY memiliki keahlian dalam memainkan peran sebagai korban atau playing victim. SBY juga menguasai dunia intelijen.
"SBY ini kan punya keahlian dalam memainkan peran playing victim," kata Noel saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (7/3).
Dalam peristiwa ini, Noel menilai SBY sedang mengambil beberapa momentum.
Pertama, SBY sedang membidik Presiden Joko Widodo. Jika KLB Demokrat yang menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum disahkan, akan menjadi legacy buruk bagi Jokowi.
![]() |
Kedua, SBY tengah berusaha merebut opini publik. Noel menilai saat ini perhatian publik tertuju pada Partai Demokrat. Menurutnya, SBY tengah bersiasat membesarkan nama AHY, yang merupakan anaknya.
"Persoalannya hari ini kenapa pola lama itu masih dilakukan, yang akhirnya rakyat muak melihat playing victim yang dilakukan SBY," ujar Noel.
Tidak hanya itu, Noel juga memiliki dugaan SBY dan Moeldoko sedang melakukan skenario tertentu. Jika dugaan itu benar, kata Noel, Moeldoko telah melakukan tindakan yang brutal.
"Makanya kita melihatnya kalaupun itu benar adanya, itu cara yang brutal dan itu merusak pemerintahan Jokowi, merusak juga demokrasi," kata Noel.
Noel meyakini tindakan Moeldoko di luar sikap dan pandangan Jokowi secara institusi. Sebab, menurut Noel, tindakan Moeldoko bertolak belakang dengan sifat Jokowi.
"Presiden tidak punya perilaku yang brutal seperti ini. Beliau sangat menjaga attitude, sangat menjaga etika," ujarnya.
Perlawanan AHY
Di sisi lain, AHY menyerukan perlawanan kepada para pihak yang merusak Demokrat. AHY telah berkonsolidasi dengan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat dari 34 provinsi. Ia juga berencana melakukan apel siaga bersama ketua 514 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) kabupaten dan kota.
AHY menyebut persoalan ini bukan hanya persoalan dirinya melainkan juga persoalan seluruh anggota Demokrat dan masyarakat Indonesia.
"Kami tentu punya hak dan kewajiban moral melawan GPK-PD yg tidak sah itu. Kalau kami diam, artinya sama saja Partai Demokrat juga membunuh demokrasi di negeri kita," kata AHY.
Sebanyak 34 DPD menyatakan sikap setia pada Demokrat di bawah kepemimpinan AHY secara bergiliran. Mereka juga menolak hasil KLB yang dilakukan oleh sejumlah mantan anggota dan kader Demokrat di Deli Serdang Sumatera Utara, Jumat (5/3).
Setiap perwakilan DPD membawa Surat Keputusan (SK) resmi penetapan sebagai pemilik suara yang sah berdasarkan Kongres ke-5 Partai Demokrat tertanggal 15 Maret 2020.
AHY menyebut sikap setia DPD ini merupakan bentuk commanders call. Dalam istilah militer, kata AHY, itu digunakan untuk komandan pasukan yang merapatkan barisan. Dalam hal ini, DPD dianggap AHY sebagai komandan yang akan memimpin perlawanan.
"DPD yang hadir di sini sebagai komandannya," ujarnya.
(iam/fra)https://ift.tt/38jHA7o
March 08, 2021 at 08:09AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Momentum SBY dalam Dualisme Demokrat Versi Relawan Jokowi"
Posting Komentar