
Hesti Sutrisno, seorang pemilik shelter anjing liar, mengaku mendapat penolakan sekelompok orang yang merasa terganggu dengan 70 anjing yang dia pelihara di lahan pribadinya.
Wanita berhijab dengan cadar itu mengatakan mereka mendatangi shelternya yang berlokasi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat untuk mengusir peliharaannya.
Menurut kesaksiannya, sekelompok orang tersebut mengaku sebagai warga setempat. Mereka meminta Hesti segera mengosongkan shelternya yang dia sebut sebagai "greenhouse".
"Saya di greenhouse ini ada 70 anjing, dan mereka yang meminta mengosongkan itu bukan warga setempat. Malah warga setempat marah melihat saya diintimidasi," kata Hesti saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (13/3).
Namun begitu, Hesti berkeras akan mempertahankan shelter dan anjing-anjingnya. Ia meyakini penolakan tersebut tidak datang dari warga setempat. Terlebih, kata dia, shelter tersebut lokasinya berada cukup jauh dari pemukiman warga.
Kekukuhan tersebut menurutnya juga lumrah karena Hesti tidak merasa menyalahi aturan. Setiap anjing yang ada di shelternya sudah menjalani vaksinasi. Kegiatan tersebut juga sudah mendapat izin dari kepala desa dan pihak kecamatan.
Hesti pun berharap bisa mendapat bantuan hukum dari pengacara senior Hotman Paris guna menyelesaikan konflik jika protes berlanjut. Ia mengaku khawatir sekelompok orang itu kembali mendatangi shelternya untuk mengusir anjing-anjing milik Hesti.
"Saya bukan teroris, penjahat, bandar narkoba, jual anjing, atau bahkan jagal. Makanya saya tidak mengerti kenapa kejadian seperti ini terjadi lagi. Dulu di Pamulang berakhir mediasi, kalau yang ini sepertinya malah dari satu orang begitu yang, maaf, saya kasarnya menyebut preman," tutur Hesti.
Merespon kasus yang dialami Hesti, Yayasan Pecinta Hewan Natha Satwa Nusantara meminta pemerintah daerah melalui dinas peternakan menjamin perlindungan untuk anjing-anjing di shelter tersebut.
"Sebaiknya dari Dinas Peternakan backup juga. Kalau misal mau diusir gini, apa solusinya dari masyarakat? apa solusi hewan terlantar?. Kami disini sebagai solusi, oke, kalau pemerintah tidak sanggup handle hewan terlantar kami yang handle, kan gitu," kata Direktur Operasional Natha Satwa Nusantara Anisa Ratna Kurnia.
Anisa mengatakan aktivitas yang dilakukan pihak-pihak seperti Hesti sesungguhnya telah meringankan kerja dari Dinas Peternakan. Untuk itu, ia menilai sudah sepatutnya pemerintah daerah memberikan perlindungan untuk anjing-anjing di shelter itu.
Menurut dia, kejadian pemilik shelter yang menerima penolakan atas kegiatannya bukan hanya dialami Hesti. Ia mengatakan kasus serupa juga kerap menimpa pecinta hewan lain, termasuk Natha Satwa Nusantara.
Kejadian yang dialami Hesti pun sempat terjadi di 2018. Kala itu, ia juga mengalami penolakan warga ketika menampung anjing liar di kediamannya di Pamulang, Selatan. Kediaman Hesti sempat diamankan aparat, namun konflik diselesaikan dengan mediasi.
(fey/evn)https://ift.tt/2OrGrUs
March 14, 2021 at 09:04AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Polemik Penolakan 70 Anjing Milik Wanita Bercadar"
Posting Komentar