Maka, di masa depan, produsen mesin pertanian diprediksi akan berlomba-lomba menghadirkan teknologi pertanian yang semakin canggih. Salah satu pelaku usaha yang mengaku siap adalah produsen alat pertanian asal Jepang, Yanmar Corporation Ltd.
Business Development Division Product Manager Yanmar Agribusiness Shinya Kawasiri menuturkan otomatisasi dan penggunaan internet dibutuhkan agar petani bisa lebih efisien secara waktu dan biaya. Ujungnya, produktivitas bisa meningkat dan keuntungan yang diterima pelaku usaha pertanian bisa melonjak signifikan.
"Mengapa efisiensi bisa mengarah ke produktivitas, karena ketika petani bisa mengendalikan biaya produksi, tentu mereka akan mendapatkan tambahan keuntungan. Kemudian, tambahan laba itu bisa digunakan untuk ekspansi bisnis lagi," jelas Shinya, Selasa (29/1).
Ia mengatakan pemanfaatan internet sudah disematkan di dua seri traktor terbaru Yanmar; YM351A dan YM357A yang akan diluncurkan pada kuartal I 2019. Pada traktor ini, perusahaan mengenalkan operasi traktor yang bisa dikendalikan melalui ponsel pintar bernama Smart Assist Remote (SAR).
Dengan teknologi SAR, pelaku usaha bisa mengetahui secara langsung (real time) riwayat penggunaan mesin sehingga jadwal perawatan bisa terukur. Penerapan teknologi dimaksudkan untuk mengurangi ongkos perbaikan traktor yang bisa bikin biaya operasional membengkak dan pelaku usaha kehilangan produktivitasnya.
Bahkan, dengan pendataan riwayat operasional traktor, pelaku usaha juga bisa menghitung luas lahan pertanian yang dimiliki. Traktor dilengkapi dengan Global Positioning System (GPS) dan sensor khusus yang bisa mengumpulkan data.
Kemudian, data itu akan dikirim ke satelit dan diteruskan ke penyelia (server) pusat. Proses berikutnya, server pusat akan mengirimkan data-data itu ke ponsel pintar, asal gawai masih terhubung dengan internet.
Teknologi ini pun berguna jika traktor nantinya hilang dicuri. Jika itu terjadi, maka pemilik traktor bisa menghentikan operasional traktor dari jarak jauh menggunakan ponsel pintar.
Selain itu, karena semua sudah terhubung dengan internet, maka distributor Yanmar juga bisa memonitor pergerakan traktor yang raib digondol pencuri. "Tapi memang ini bisa berjalan jika traktor masih bisa terkoneksi dengan server. Jika memang traktror offline, traktor akan menyimpan datanya terlebih dulu dan kemudian data bisa terkirim ke server lagi jika traktor sudah online kembali," kata dia.
Kendati demikian, Yanmar menyadari bahwa pelaku usaha pertanian akan pikir-pikir ulang menggunakan teknologi ini karena mereka terlanjut menganggap harganya akan mahal. Oleh karena itulah Shinya mengaku, perusahaannya tengah melakukan formulasi harga jual yang tepat agar tidak memberatkan kantong pelaku usaha.
Apalagi, di dalam proses produksi traktor ini, Yanmar bekerja sama dengan produsen traktor asal India, International Tractors Ltd (ITL). Perusahaan tersebut terkenal dengan proses manufaktur yang efisien. Kerja sama dilakukan sejak Maret 2017, tepat ketika Yanmar mengakuisisi perusahaan tersebut.
"Jadi sekitar dua tahun yang kami butuhkan demi mengembangkan teknologi ini," ujar Shinya.
Selain itu, literasi teknologi juga bisa menjadi kendala dalam penggunaan traktor modern. Apalagi, tidak seluruh wilayah Indonesia terjangkau internet.
Memang, pemanfaatan teknologi di pertanian akan butuh waktu, namun Yanmar memastikan bahwa pengguna traktor akan dibekali panduan langsung ketika akan membeli mesin ini.
"Kami ada enam cabang diler di Indonesia yang siap untuk menjelaskan penggunaan mesin ini. Tapi, melihat urgensinya demi produktivitas, sudah saatnya teknologi pertanian berbasis internet diperkenalkan di Indonesia," pungkasnya. (glh/agt)
http://bit.ly/2HHqQMk
February 01, 2019 at 01:35PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Revolusi Industri 4.0 Masuki Sektor Pertanian"
Posting Komentar