Beda Rasa Pelatihan Kartu Prakerja vs Konten Gratis Youtube

Jakarta, CNN Indonesia -- Ponsel Rio Pambudi berdering pada Kamis (23/4) sore. Pesan yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.

"Selamat! Kamu dapat Kartu Prakerja. Cek Akunmu di www.prakerja.go.id. Catat nomor Kartu Prakerja-mu dan gunakan untuk membeli pelatihan. Rahasiakan nomor Kartu Prakerja-mu", tulis pesan yang membuat hati pria berumur 26 tahun ini bersorak kegirangan.

"Senang bisa lolos, merasa keren bisa lolos seleksi karena kan banyak yang tidak lolos," ungkap Rio kepada CNNIndonesia.com, pekan lalu.


Setelah pengumuman tersebut, Rio mendapatkan transfer dana sebesar Rp1 juta dari pemerintah untuk mengikuti pelatihan melalui delapan platform digital yang telah menjadi mitra kartu prakerja. Ia memilih paket pelatihan sekretaris atau administrasi yang ditawarkan platform Ruangguru. "Saya ambil pelatihan administrasi dan sekretaris karena merasa cocok saja ingin bisa di bidang itu," cerita Rio.

Paket pelatihan itu dibanderol sebesar Rp700 ribu dan terdiri dari enam kelas. Setiap peserta harus mengikuti ujian sebelum melanjutkan ke kelas berikutnya.

Jika tak lulus ujian, maka peserta bisa mengulangnya lagi hingga dinyatakan lulus oleh platform digital tersebut. Rio bilang semua dilakukan secara daring (online).

Sebagai gambaran, peserta bisa menerima materi dengan menonton video yang berdurasi sekitar 1 jam untuk satu kelas. Namun, video itu dibagi untuk beberapa sesi.

"Satu kelas mungkin ada sekitar 1 jam, dibagi jadi beberapa video. Satu video ada yang 10 menit, 7 menit, atau 14 menit," terang Rio.

Rio memulai kelasnya pada Jumat (24/6). Ia berharap pelatihan ini akan menambah wawasannya di bidang administrasi dan sekretaris, sehingga bisa menjadi modal untuk mencari pekerjaan di bidang tersebut.

Maklum, Rio yang biasa bekerja serabutan sembari membantu usaha orang tuanya tak memiliki penghasilan tetap. Dengan pelatihan di Program Kartu Prakerja, dia ingin memiliki pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik.

Namun, ekspektasinya terlalu tinggi. Pria yang berdomisili di Kabupaten Pati, Jawa Tengah ini langsung kecewa saat ikut kelas pertama.

"Pelatihannya hampir sama kayak di YouTube. Kurang detail isi pembelajarannya. Saya pernah ikut belajar hal lain di YouTube, konsepnya hampir sama," imbuh Rio.

Dia mengaku hanya mendapatkan materi berupa cara menggunakan Microsoft Powerpoint dan Microsoft Word. Menurut Rio, materi seperti itu bisa didapatkan dengan mudah dan gratis di YouTube.

Selain itu, ia juga merasa pelatihan yang diberikan tak efektif karena tidak ada pengawasan selama proses pembelajaran. Ujung-ujungnya, peserta bisa saja asal menonton video di setiap kelas.

"Kalau diminta untuk berikan nilai ya tujuh lah (untuk materi yang diberikan di kelas pertama)," katanya.

Kendati demikian, ia berkomitmen akan mengikuti seluruh kelas di paket pelatihan yang telah dipilih sebelumnya. Rio bilang baru saja menyelesaikan ujian di kelas pertama.

"Ada lima soal saat ujian. Ada waktunya juga dan semua soal berkaitan dengan materi yang diberikan di kelas. Dari lima soal saya salah dua. Sudah lulus, sertifikat sudah ada," tutur Rio.

Walaupun sudah menyelesaikan kelas pertamanya, tapi Rio belum mengklaim kepada Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja untuk mendapatkan insentif pasca pelatihan sebesar Rp600 ribu per bulan selama empat bulan.

"Belum klaim, belum ada info juga dan saya tidak tahu caranya. Saya mencoba mencari info di Instagram juga tidak ada. Belum menemukan caranya," ungkap Rio.

Rio mengaku sangat membutuhkan insentif tersebut untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Memang, dia akui jumlahnya tak besar, tapi lumayan untuk membantu kehidupan keluarganya.

Apalagi, pendapatannya dari pekerjaan serabutan dan usaha orang tuanya menurun akibat penyebaran virus corona yang semakin meluas di Indonesia. Kalau sebulan biasanya dapat Rp1 juta, kini hanya sekitar Rp700 ribu-Rp800 ribu.

"Tujuan ikut program ini juga butuh uangnya, lumayan. Uangnya bisa menjadi tambahan untuk membeli kebutuhan sehari-hari, untuk makan begitu," ujarnya.

Pengalaman Rio berbeda dengan Shinta Merlinda. Ibu satu anak ini mengaku pelatihan yang ia ikuti cukup menarik dan berbeda dengan materi yang diberikan secara gratis di YouTube.

Program Kartu Prakerja menjadi salah satu bentuk insentif pemerintah dami meredam wabah virus corona. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA).
Kebetulan, Shinta memilih paket pelatihan teknik memasarkan produk secara online yang ditawarkan oleh platform Ruangguru. Dia sengaja memilih kelas itu untuk mendukung bisnis online shop pribadinya.

Sejauh ini, Shinta sudah mengikuti dua dari enam kelas yang tersedia dalam paket yang ia pilih. Menurutnya, pemberi materi memberikan bahan pembelajaran yang cukup mudah dan ada ringkasan di setiap kelas.

Ringkasan itu, sambung Shinta, membantunya dalam memahami setiap materi yang diberikan di masing-masing kelas. Hal inilah yang sulit didapatkan melalui YouTube.

"Kalau di YouTube harus meluangkan waktu lebih banyak karena harus membuat kesimpulan sendiri. Di YouTube banyak versi juga. Saya sudah mencobanya di YouTube dan belum bisa ambil kesimpulan, kalau sekarang seperti dipaksa dan lebih disiplin," ungkap perempuan berumur 28 tahun ini.

Keistimewaan lain dari pelatihan Program Kartu Prakerja, sambung Shinta, adalah ujian yang harus diikuti oleh masing-masing peserta sebelum melangkah ke kelas berikutnya. Dia bilang ada batas minimal nilai yang harus diraih peserta untuk bisa lulus, sehingga peserta tak bisa main-main dalam mengikuti pelatihan.

"Ada batasan nilai 70. Sebelum dapat nilai 70 maka bisa mengulang beberapa kali hingga mendapatkan minimal nilai 70 dan lulus," ucap dia.

Shinta menuturkan beberapa materi yang sudah ia dapatkan, antara lain teknik memasarkan produk secara online dan cara membalas pesan dari pelanggan. Perempuan yang tinggal di Banjarnegara, Jawa Tengah ini bahkan sudah mempraktikkan materi tersebut dalam menjalankan bisnis online shop nya.

"Tadi pagi saya membalas pelanggan saya dengan format yang lebih formal," imbuh Shinta.

Dalam hal ini, paket pelatihan yang dipilih Shinta lebih mahal dibandingkan Rio. Harga satu paketnya dibanderol sebesar Rp1 juta, sehingga biaya pelatihan yang diberikan pemerintah langsung habis.

"Saya ambil kelasnya satu paket yang terdiri dari enam kelas," jelas dia.

Sementara, Shinta belum mengklaim bahwa dirinya telah mengikuti pelatihan pertama dan kedua, sehingga belum bisa mendapatkan insentif pasca pelatihan. Ia mengaku hanya mendapatkan saldo sebesar Rp1 juta untuk membeli paket pelatihan dalam akun Kartu Prakerja nya.

"Belum mengklaim karena sertifikat pelatihan baru ada di akun Ruangguru, tapi di akun Kartu Prakerja belum ada. Masih harus nunggu, masih belum sinkron," katanya.

Shinta berharap setelah mengikuti program tersebut, ia bisa lebih produktif dari sebelumnya. Ujung-ujungnya, ia dapat meningkatkan penghasilannya.

"Saya pelaku usaha yang sedikit banyak terdampak dari penyebaran virus corona. Semoga program ini bisa mendukung kemampuan saya untuk mengenalkan produk saya ke khalayak luas," ucap Shinta.

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2VHNGJ0

April 27, 2020 at 08:07AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Beda Rasa Pelatihan Kartu Prakerja vs Konten Gratis Youtube"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.