Sebab kata Lynch, manusia mesti beradaptasi dengan lingkungan sekitar Mars yang berbeda jauh dengan Bumi.
"Rekayasa genetika dan teknologi canggih mungkin perlu berperan jika manusia ingin hidup, berkembang, dan bekerja serta membangun keluarga mereka di Mars," tuturnya saat menghadiri acara Alienating Mars: Challenges of Space Colonization secara virtual dikutip Space.
Lebih lanjut kata Lynch, saat ini proses pengujian rekayasa genetika tengah dikembangkan. Caranya adalah meletakkan DNA ke dalam mikroba tardigrades yang telah terbukti mampu bertahan hidup dalam ruangan tanpa udara.
Fakta yang menarik adalah DNA tardigrades ternyata sudah disuntikkan ke dalam sel manusia di laboratorium dan terbukti mampu menahan radiasi dalam jumlah yang besar.
Pada kesempatan yang sama, ahli genetika dari Weill Cornell Medicine, Christopher Mason, NASA saat ini masih menggunakan peralatan yang didesain untuk melindungi astronaut ketika menginjakkan kaki di permukaan Planet Merah itu.
Selanjutnya dalam waktu dekat kata Mason, NASA juga bakal menjalani proses pengujian modifikasi genetik yang terbukti aman.
"Saya pikir jika itu (berkunjung ke Mars) adalah misi yang cukup panjang. Anda mungkin harus melakukan sesuatu yang terbukti sudah aman. Tardigrades adalah reservoir besar yang pada dasarnya alami dan memiliki bakat luar biasa dalam dunia biologi," kata Mason seperti dikutip Daily Star.
Mason pun memprediksikan bahwa modifikasi genetika di masa depan akan menjadi sangat penting jika manusia ingin menjelajahi planet yang lebih jauh misalnya Jupiter.
Sebelumnya, mantan presiden Amerika Serikat, Barack Obama sempat menyatakan janji untuk melanjutkan kembali proyek mengirim manusia ke Mars di tahun 2030.Sampai saat ini tak satu pun manusia pernah menjejakkan kakinya ke daratan Mars yang berjarak 56 juta kilometer dari Bumi dan memerlukan waktu 8 bulan untuk sampai di sana. Namun impian manusia menjejakkan kaki di Planet Merah perlahan terwujud berkat sejumlah kemajuan dunia antariksa.
NASA melalui robot Curiosity telah menjelajah permukaan Mars selama empat tahun. Terakhir, badan antariksa Eropa (ESA) dan Rusia (Roscosmos) mengumumkan robot nirawak mereka bernama Schiaparelli akan mendarat di permukaan Mars pada 19 Oktober nanti.
Namun penemuan air mengalir di permukaan Mars oleh NASA adalah yang paling penting dari rentetan penelitian mengenai Planet Merah.
(din/DAL)https://ift.tt/3e5Xlz8
May 21, 2020 at 08:21AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ahli Sebut Manusia Bisa Tinggal di Mars Asalkan Ubah DNA"
Posting Komentar