Sosok Floyd sendiri dianggap sebagai sosok yang murah hati.
"Semua orang menyukai saudara saya," kata Philonese Floyd dikutip dari AFP.
"Dia 'raksasa' (pria berbadan besar) yang lembut, dan tak menyakiti siapa pun," ucapnya kepada CNN.
Pria kulit hitam berusia 46 tahun ini sebelumnya pernah bekerja sebagai supir truk dan penjaga keamanan di sebuah restoran, Conga Latin Bistro, sebelum bisnis surut akibat pandemi virus corona.
"Dia di sana untuk menjaga keamanan kami," kata Luz Maria Gonzales, pelanggan tetap restoran tersebut.
"Di penghujung malam, dia akan berkata, 'Hei Luz, saya akan menunggu sampai Anda masuk ke taksi.',"kenangnya.
Tak cuma itu, orang-orang yang dekat dengan Floyd menggambarkannya sebagai orang yang rajin dan tekun berusaha untuk meningkatkan hidupnya.
"Saya ingat dia pernah mengatakan kalau dia ingin menyentuh dunia. Saya ingin punya peran untuk dunia," Jonathan Veal, seorang teman sejak kelas enam, mengatakan kepada penyiar KPRC di Houston, di mana mereka menghadiri Sekolah Menengah Jack Yates bersama-sama.
Pria dengan tinggi sekitar dua meter ini juga ingin menjadi atlet basket dan sepak bola. Dia juga sempat mencoba-coba musik hip hop. Akan tetapi, demi melanjutkan hidupnya, dia memutuskan untuk meninggalkan Houston karena sulit untuk mencari pekerjaan.
Veal mengungkapkan, Januari lalu adalah komunikasi terakhirnya dengan Floyd.
"Saya harus berbuat sesuatu untuk anak saya. Kepercayaan dan iman saya sudah kembali," isi pesan pria yang dikabarkan memulki dua orang anak ini kepada Veal.
Floyd dikabarkan memiliki dua anak. Roxie Washington, ibu dari putrinya yang berusia enam tahun di Houston, menggambarkannya sebagai ayah yang baik.
"Orang-orang salah mengartikannya karena dia (bertubuh) besar sehingga mereka mengira dia tukang berkelahi," kata Washington, menurut Houston Chronicle.
"Tapi dia orang yang baik hati ... dan dia mencintai putrinya."
Kabar terakhir yang didengar Veal adalah tentang kematian Floyd yang dituduh memakai uang palsu di sebuah toko.
Kekasih Floyd, Courtney Ross tak yakin hal itu. Dia yakin pacarnya itu adalah orang baik di tengah masyarakat.
"Dia adalah malaikat yang dikirim kepada kami di bumi," katanya kepada CBS News.
"Dan kami menghinanya, membunuhnya."
Foto: AP/John Minchillo
Kerusuhan Minneapolis |
Bridgett Floyd mengatakan saudara laki-lakinya itu memang tidak sempurna, tetapi itu "memilukan" baginya untuk mendengar Floyd meninggal di tangan polisi.
"Itulah tepatnya yang mereka lakukan," katanya kepada NBC News. "Mereka membunuh saudaraku. Dia menangis minta tolong."
Teman lama Floyd yang menjadi bintang NBA, Stephen Jackson mengungkapkan sosok sahabatnya itu dengan emosional.
"Kami saling memanggil Twin," katanya.
"Dia mengubah hidupnya, pindah ke Minnesota untuk bekerja sehingga dia dapat menghidupi anak-anaknya."
"Temanku melakukan apa yang seharusnya dia lakukan, kawan. Dan kalian semua membunuh saudaraku." (chs)
https://ift.tt/2TPtDGU
May 30, 2020 at 07:30AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "George Floyd, Mantan Satpam yang Jadi Korban Rasial Polisi AS"
Posting Komentar