Menurut Rudy, pergeseran itu akan mengurangi kerumitan administrasi yang timbul akibat tak sinkronnya tahun ajaran dengan tahun anggaran.
"Menurut saya kalau pemerintah mau menata pendidikan, sekalian tahun ajaran baru dimulai Januari. Mumpung kondisinya seperti ini," kata Rudy, Minggu (31/5).
Rudy mengatakan perbedaan awal tahun ajaran dengan tahun anggaran menyebabkan rumitnya administrasi keuangan di pendidikan. Hal ini menambah beban tenaga pendidikan yang harus mengajukan anggaran di akhir tahun. Di saat yang sama, mereka masih harus menjalankan tugas sebagai guru.
Rudy juga menyebut sinkronisasi tahun anggaran dan tahun ajaran akan mengurangi kebocoran anggaran. Sementara penyesuaian anggaran di tengah periode pendidikan menimbulkan potensi pengeluaran ganda.
"Dulu pernah ada yang mengusulkan subsidi pendidikan untuk siswa. Setelah kita cek ternyata di tahun sebelumnya sudah menerima. Setelah kita cek ternyata banyak nama dulu sudah menerima," katanya.
Dijelaskan Rudy, nama ganda disebabkan karena nama tersebut sudah diusulkan di tahun ajaran baru. Namun saat penyesuaian di akhir tahun menjelang pergantian tahun anggaran, nama-nama tersebut diusulkan kembali."Kalau tahunnya sinkron, hal-hal semacam ini kan tidak akan terjadi," katanya.
Selain merapikan tata administrasi, ditundanya tahun ajaran baru hingga Januari 2021 ditujukan untuk memastikan keselamatan masyarakat.
Angka penularan di Kota Solo memang cenderung rendah dibanding daerah lain. Sejak kasus pertama teridentifikasi 13 Maret lalu, total kasus positif Covid-19 di Solo tercatat di angka 34 dengan 22 dinyatakan sembuh, 8 masih dirawat, dan 4 meninggal dunia.Rudy menilai dibukanya sekolah 13 Juli mendatang berpotensi meningkatkan angka penularan Covid-19 karena sulitnya mengawasi interaksi anak di sekolah.
"Kalau tidak ada penambahan kasus ya bisa saja masuk tanggal 13 Juli. tapi kalau belum ya sebaiknya diundur Januari sekalian," tegasnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sendiri telah mengadakan simulasi di sejumlah sekolah untuk menyiapkan skenario normal baru atau new normal. Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo Etty Retnowati mengatakan berdasarkan hasil simulasi, kapasitas kelas turun hingga 50 persen. Pemkot mengatasi kendala ini dengan membagi jam masuk menjadi dua shift.
"Jam masuknya dikurangi. Kalau biasanya anak masuk delapan jam, mungkin ke depan cuma 4 jam. Satu kelas kita bagi dua, separuh masuk pagi, separuh masuk siang," katanya. (syd/mik)
https://ift.tt/2ZUxxSY
June 01, 2020 at 07:06AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Wali Kota Solo Usul Tahun Ajaran Baru Dimulai Januari 2021"
Posting Komentar