Khofifah Belum Banyak Bicara soal New Normal di Jawa Timur

Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa Jatim masih belum menerapkan new normal, atau prosedur standar pola hidup baru di tengah pandemi corona (Covid-19)

Khofifah mengatakan harus ada kajian mendalam sebelum pihaknya menerapkan hal itu. Ia pun bakal mendiskusikan dengan para ahli dan pakar secara terbatas.

"Tetapi secara parsial kita mendiskusikan dengan berbagai kalangan secara terbatas," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (26/5).


Termasuk, kata dia, mendiskusikan dampak pelaksanaan new normal tersebut dengan para ahli, otoritas keuangan dan para ekonom.

"Nanti misal kalau kita akan memasuki new normal seperti apa. Format-format diskusi dan FGD secara virtual dengan melibatkan BI dan OJK, ekonom terus dilakukan," ujarnya.

Penerapan new normal, kata Mantan Menteri Sosial RI tersebut, juga butuh tahapan rencana dan tak bisa serta merta langsung dilaksanakan secara total.

"Kita menyiapkan plan a, b, c ketika melakukan new normal terutama untuk perusahaan dan berbagai sektor perdagangan di Jatim," katanya.

Terpenting lain menurutnya yakni new normal akan diterapkan jika kasus positif virus corona di Jatim sudah menunjukkan trend penurunan. Khofifah menegaskan bahwa penurunan rate of transmission adalah faktor yang penting dan menentukan. Saat ini pihaknya pun masih berupaya melakukan hal tersebut.

"Setelah rate of transmission kita memastikan di bawah 1. Hari ini Jatim masih 1,32. Surabaya 1,6," ucapnya.

Saat ini kata Khofifah, dari total keseluruhan kasus Covid-19 di Jatim, 60 persen di antaranya berasal dari Kota Surabaya atau 80 persen berada di wilayah Surabaya Raya (Surabaya, Gresik dan Sidoarjo). Sementara 3,2 persen lainnya Malang Raya (Kabupaten Malang, Batu dan Malang Kota).


Wanti-wanti pemudik

Khofifah juga meminta para masyarakat yang saat ini masih mudik ke berbagai daerah di Jatim untuk jangan kembali dulu ke daerah rantau, utamanya DKI Jakarta.

Khofifah meminta agar para warga menyelesaikan masa observasi di Jatim. Bahkan pemudik itu, kata Khofifah, haruslah menunjukkan hasil rapid test dan tes swab PCR (polymerase chain reaction) sebelum kembali ke Jakarta.

"Menunjukkan hasil rapid tes dan PCR tes atau sebaiknya tunggu situasi berangsur normal," kata Khofifah.

Khofifah mengatakan imbauan ini sesuai dengan apa yang diinstruksikan pemerintah pusat agar tidak menimbulkan persoalan baru di ibu kota akibat munculnya klaster baru atau gelombang baru penularan Covid-19.

"Episentrum penyebaran Covid-19 ada di Jakarta, jangan sampai terjadi ledakan pasien positif Covid-19 lagi. Mohon untuk bersabar dan tidak gegabah," katanya.

Apalagi, DKI Jakarta, kata dia, saat ini masih menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 4 Juni 2020 mendatang. Khofifah pun meminta agar para pemudik itu tak perlu risau jika nafkah atau pemasukannya terganggu akibat belum bisa kembali ke Jakarta. Menurutnya, rezeki tidak hanya ada di Jakarta.

"Saya yakin jika kita bisa beradaptasi dengan cepat, maka peluang pun semakin besar. Terkait modal, saat ini banyak peluang usaha dengan menjadi reseller atau drop shipper tanpa butuh modal besar," ujardia. (frd) (frd/ain)

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/3gsiPbJ

May 27, 2020 at 07:12AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Khofifah Belum Banyak Bicara soal New Normal di Jawa Timur"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.