Sedangkan kontrak Juli diperdagangkan pada volume yang jauh lebih tinggi, ditutup naik 31 sen menjadi US$31,96 per barel.
Sekadar mengingatkan, sebulan lalu acuan WTI untuk kontrak Juni menyentuh posisi minus US$37,63 per barel jelang berakhirnya kontrak."Ini adalah skenario terbaik yang mungkin menjauh dari harga negatif," kata Direktur Energy Futures Mizuho di New York, Bob Yawger seperti dikutip dari Antara, Ra.
Sementara itu, acuan global minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli ditutup turun 16 sen atau 0,5 persen ke posisi US$34,65 per barel.Pasar sempat melemah pada awal sesi, saat Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell menghadapi pertanyaan tajam di sidang Senat. Namun, pasar kembali optimis setelah Mnuchin mengatakan bersedia mempertimbangkan perpanjangan dan memodifikasi program pinjaman penggajian untuk usaha kecil.
Tak hanya itu, ia mengaku mendukung perluasan stimulus ekonomi AS.
Pernyataan itu memberikan angin segar pada pasar minyak.Sebelumnya, harga minyak telah mengalami reli menyusul realisasi pemangkasan produksi oleh negara-negara produsen utama. Seperti diketahui, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) pada Mei dan Juni.
Di sisi lain, permintaan minyak perlahan bangkit karena pemerintah di sejumlah negara melonggarkan pembatasan wilayah termasuk negara-negara bagian di AS.Sentimen positif juga datang dari proyeksi penurunan stok minyak mentah AS menurut data mingguan resmi yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat. Kelompok industri American Petroleum Institute (API) melaporkan penurunan 4,8 juta barel minyak dan persediaan bensin.[Gambas:Video CNN]
(ulf/agt)
https://ift.tt/3cQdcSu
May 20, 2020 at 07:54AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rencana Perluasan Stimulus Ekonomi AS Angkat Harga Minyak"
Posting Komentar