Lima Tahun Terjangkit Demam Reply 1988

Jakarta, CNN Indonesia --

"Mbeeeekkk..."

Perempuan itu sontak menoleh ketika suara kambing tersebut keluar dari laptopnya. Ia semakin tertarik ketika adiknya terbahak mendengar embikan nyaring tersebut.

"Apaan tuh?" tanya perempuan itu.


Adiknya pun langsung menjawab sembari menahan tawa, "Ini Reply 1988. Kocak dah."

Sebagai orang yang selalu menganggap remeh drama Korea, perempuan itu sempat ragu untuk nimbrung dengan adiknya. Namun karena melihat latar tahun 1980-an di Reply 1988, ia akhirnya ikut menonton.

Kakak beradik itu bahkan sampai begadang, membabat langsung tiga episode yang masing-masing berdurasi 1,5 jam.

Jatuh hati dengan Reply 1988, perempuan itu mulai mengulik drama Korea lainnya untuk mengisi waktu di tengah pandemi Covid-19.

Perempuan responden CNNIndonesia.com tersebut merupakan satu dari banyak orang yang terjangkit demam Reply 1988 di tengah pandemi Covid-19, lima tahun setelah drama Korea tersebut pertama kali tayang di televisi pada 6 November 2015.

Reply 1988.Reply 1988. (Dok. CJ E&M via IMDb)

Demam Reply 1988 di tengah pandemi Covid-19 ternyata juga menjangkiti sejumlah selebritas Indonesia, mulai dari Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo hingga Jimi Multhazam.

Ketiga pesohor itu mengaku terjerat pesona Reply 1988 karena dapat membuat mereka terhanyut dalam nostalgia masa kecil, kala kehidupan bertetangga masih begitu hangat dengan segala interaksi.

Secara umum, Reply 1988 mengangkat kisah persahabatan lima remaja dan keluarganya yang hidup bertetangga di Ssangmun-dong, distrik Dobong, Seoul bagian utara.

Seperti judul serialnya, kisah ini berlatar pada 1988, saat Deok-sun (Hyeri), Jung-hwan (Ryu Joon-yeol), Sun-woo (Go kyung-pyo), dan Dong-ryong (Lee Dong-hwi) masih berstatus siswa SMA, sementara Taek (Park Bo-gum) sudah menjadi pemain go atau baduk internasional.

Melalui 20 episode, Reply 1988 menyuguhkan kehangatan persahabatan dalam kehidupan bertetangga melalui kisah-kisah sederhana, tapi begitu mengena.

[Gambas:Youtube]

Sejumlah pengamat menganggap kesederhanaan tersebut justru menjadi kekuatan dan membuat Reply 1988 dapat mendobrak pakem-pakem drama Korea sebelumnya yang cenderung nyentrik.

Dalam Reply 1988, tak ada kisah cinta berlebihan, gemerlap hidup perkotaan, pertengkaran si kaya dan si miskin, atau penonjolan sosok rupawan yang biasanya menjadi fokus dalam drama-drama Korea lainnya.

Sebagian pengamat juga menganggap tim produksi sangat cerdas mengambil latar pada 1988, tahun yang memang signifikan dalam proses perkembangan Kota Seoul, terutama karena Olimpiade dan berbagai demonstrasi.

Sutradara Reply 1988, Shin Won-ho, sendiri mengakui bahwa ia memang sengaja memilih latar tahun yang menyimpan banyak sejarah. Namun, ia tak ingin memasukkan terlalu banyak momen bersejarah agar tidak merusak kesederhanaan cerita Reply 1988.

"Jika kami mencoba memasukkan banyak acara besar ke dalam cerita keluarga, itu tentu akan merusak identitas program ini. Kami mencoba menggambarkan sejarah sebagaimana dialami oleh orang biasa."

Ibu-ibu Reply 1988Kesederhanaan kisah Reply 1988. (Dok. tvN)

Dengan kisah dan pembentukan karakter yang begitu kuat, Reply 1988 menjadi salah satu drama Korea paling ditonton saat tayang di televisi Korsel pada 2015-2016.

Berkat sorotan luas tersebut, Reply 1988 juga menjadi gerbang bagi para pemeran utama menuju jalan karier kesuksesan. Sebagai pendatang baru, para aktor sendiri mengakui peran Reply 1988 sebagai pembuka jalan kesuksesan mereka.

Dalam wawancara khusus dengan CNNIndonesia.com, pemeran Deok-sun, Lee Hyeri, juga mengakui bahwa Reply 1988 ini membuka mata publik untuk melihat kepiawaiannya dalam berakting setelah ia dikenal sebagai anggota girlband Girl's Day.

"Untuk saya pribadi, saya merasa baru disukai sebagai aktris pertama kali di Reply 1988, sehingga saya sendiri juga menganggap drama ini merupakan titik balik karier saya," kata Hyeri.

Dalam wawancara tersebut,Hyeri mengungkap berbagai momen berkesan saat menggarap Reply 1988, termasuk asal usul salam Kim Sajang yangikonis.

Selain itu, Hyeri juga membahas penggemar yang terbagi menjadi dua kubu, antara pendukung karakter Jung-hwan dan Choi Taek.

Kehadiran kedua kubu ini sempat membuat sutradara naik pitam karena fokus penonton melenceng dari inti Reply 1988, yaitu kekeluargaan.

Namun, Hyeri menganggap wajar kehadiran kedua kubu ini karena penggambaran karakter dan keseluruhan kisah Reply 1988 yang memang kuat.

Kekuatan ini terbukti dengan popularitas Reply 1988 yang tak surut, bahkan semakin tinggi lima tahun setelah pertama kali dirilis pada 2015 lalu.

Dalam rangka peringatan lima tahun penayangan drama Korea ini, CNNIndonesia.com akan membahas lebih dalam seluk beluk Reply 1988 dalam fokus bertajuk Terjangkit Demam Reply 1988. Selamat menikmati!

(has/bac)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/3paswzF

November 08, 2020 at 06:59AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Lima Tahun Terjangkit Demam Reply 1988"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.