Oleh sebab itu, ia meminta agar masyarakat tidak menjadikan penerbitan utang sebagai momok menakutkan.
"Jadi, saya menerbitkan utang sesuai dengan undang-undang, saya menerbitkan utang bukan karena saya hobi menerbitkan," kata Sri Mulyani dalam CNBC Economic Outlook, Kamis (28/2).
Sri Mulyani menjelaskan penerbitan utang setiap tahun mengacu kepada asumsi defisit negara dalam UU APBN. Dengan demikian, utang digunakan untuk memenuhi kebutuhan defisit tersebut.
Tahun ini, pemerintah mematok target defisit negara sebesar 1,84 persen atau Rp296 triliun dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Tahun lalu, realisasi desifit APBN sebesar 1,72 persen terhadap PDB, atau jauh di bawah target defisit dalam APBN 2018 yang dipatok sebesar 2,19 persen dari PDB.
"Itu berarti kita terbitkan SUN sebesar itu (target defisit) ditambah dengan roll over utang jatuh tempo. Untuk periode 2018-2019 memang utang jatuh temponya cukup besar," ujarnya.
Data Kementerian Keuangan mencatat posisi utang pemerintah per akhir Januari mencapai Rp4.498 triliun. Angka ini meningkat 13,64 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp3.958 triliun. Khusus tahun 2019, pemerintah telah menarik utang sebesar Rp122,5 triliun atau lebih tinggi 353,7 persen dibanding Januari tahun sebelumnya yakni Rp27 triliun.
Tuduhan menteri keuangan sekarang hobi mencetak utang sebelumnya disampaikan oleh Calon Presiden Prabowo Subianto. Atas tuduhan hobi tersebut, Prabowo memberi 'gelar' menteri keuangan sebagai menteri pencetak utang.
(uli/lav)https://ift.tt/2XtkwvR
March 01, 2019 at 01:39AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jawab Prabowo, Sri Mulyani Sebut Cetak Utang Bukan Hobinya"
Posting Komentar