"Sekarang ini TNI adalah institusi paling netral. Maka lebih baik kotak suara disimpan markas Koramil," ucap Andre dalam diskusi yang dihelat Cyrus Network di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (28/2).
Andre mengatakan bahwa gubernur, bupati, wali kota, hingga camat sudah banyak yang mendeklarasikan dukungan kepada Joko Widodo-Maruf Amin. Bahkan, lanjut Andre, ada sejumlah camat di suatu daerah tidak ragu menunjukkan sikapnya di hadapan kamera. Padahal, mereka adalah aparatur sipil negara yang harus bersikap netral.
"Kantor camat itu di mana? Di bawah bupati. Bahkan di Makasar kita mendapat video viral, camat-camat mendeklarasikan mendukung Pak Jokowi," kata Andre.
Andre mengaku cemas jika kotak suara disimpan di kantor kecamatan usai dihitung di TPS. Menurutnya, titik rawan bukan berada di TPS.
Andre menjelaskan bahwa proses pemungutan hingga penghitungan suara di TPS disaksikan oleh ratusan masyarakat. Pula oleh saksi dan pemantau independen. Karenanya, potensi kecurangan menjadi minim.
Berbeda halnya ketika kotak suara dibawa dan disimpan di kantor kecamatan usai dihitung bersama di TPS. Terlebih ketika malam tiba dan penjagaan sudah tidak terlalu ketat.
"Nah yang rawan itu kan jam 11, Jam 1, jam 2 malam. Kalau sudah tidak ada lagi yg menunggu lagi di kantor kecamatan. Di depan kamera saja berani. Ditakutkan, dikhawatirkan, di belakang kamera malah lebih berani lagi," kata Andre.
Andre mengaku bakal mendorong usul ini agar dipertimbangkan semua pihak. Menurutnya, usul serupa juga sudah sering digaungkan oleh para pendukung Prabowo - Sandi yang cemas atas ketidaknetralan aparatur sipil negara.
"Tentu kita ingin pemilu kita berkualitas jujur dan adil . kalau memang camatnya sudah tidak netral, bupati tidak netral , walikota tidak netral, kenapa kita tidak taruh di kantor tentara saja. Supaya benar benar kotak suara yang kardus ini aman," ucap Andre.
https://ift.tt/2Vqn3oF
March 01, 2019 at 01:44AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Timses Prabowo Minta Kotak Suara Disimpan di Markas Koramil"
Posting Komentar