Muliana mengatakan tertular Covid-19 usai dua kali melakukan perjalanan ke Jakarta. Saat itu ia memperdalam pengetahuan penanganan Covid-19 dengan mengikuti workshop di Kementerian Kesehatan.
"Awalnya saya bertugas ke Jakarta pada tanggal 4-7 Maret untuk mengikuti workshop Kemenkes terkait Covid-19. Kemudian tanggal 11 hingga 13 Maret saya studi banding ke Kemenkes terkait ruang isolasi di RS Adam Malik," kata dr. Ana melalui video call dengan juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, dr. Aris Yudhariansyah, Jumat (1/5).
Sepulang dari Jakarta, dr. Ana yang juga menjabat Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Medis Rawat Inap RSUP H Adam Malik Medan merasakan gejala Virus Corona. Saat itu dia mengalami batuk dan flu, tanpa demam dan sesak.
"Saya baru merasakan gejalanya pada 15 Maret setelah berada di Medan, tetapi tidak demam dan tidak sesak," ucapnya.
Akan tetapi pada saat itu, dr. Ana belum yakin terinfeksi virus corona. Dia bahkan masih sempat bekerja dan melakukan kontak dengan beberapa orang.
"Minggu itu saya masih sempat ke kantor, tetapi untungnya saya memakai masker dan menjaga jarak," urainya lagi.
Keesokan harinya, ia mulai merasakan lemas dan memutuskan mengisolasi mandiri di rumah. Ia lalu menjalani tes swab dan pada 24 Maret dinyatakan positif Covid-19.
"Senin badan saya terasa lemas dan Selasa gejalanya berkurang, hanya tinggal batuk saja. Saya kemudian di tes swab oleh tim medis RS Adam Malik dan tanggal 24 hasilnya keluar, saya positif," terang dr. Ana.
Dia mengaku terkejut saat mengetahui hasil tesnya. Ia tak menyangka bisa terinfeksi, juga merasa sedih dan cemas karena belum tahu seperti apa efek virus baru ini ke tubuhnya.
"Kaget, sedih dan cemas memikirkan bagaimana dengan keluarga-keluarga saya yang sudah kontak dengan saya. Namun, dukungan teman-teman, keluarga dan tentu dengan mendekatkan diri kepada Allah S.W.T., saya semakin yakin bisa sembuh," tambah dr. Ana.
Ia pun menjalani isolasi selama 20 hari (24 Maret - 4 April). Padahal dr. Ana dan timnya merupakan orang-orang yang mempersiapkan fasilitas-fasilitas untuk penanganan Covid-19 di RS Adam Malik.
Kejadian itu membuat dr. Ana merasakan langsung pengalaman menjadi pasien virus corona. Pada 30 April, ia dinyatakan sembuh total.
"Saya merasakan sendiri menjadi pasien Covid-19 dan dirawat di rumah sakit tempat saya bekerja. Saya menjadi sangat mengerti perasaan pasien dan apa-apa saja fasilitas yang masih kurang di rumah sakit. Saya terus mencatat apa-apa yang perlu diperbaiki dan saya beri tahu Direksi, alhamdulillah Direksi menerimanya," tambah dr. Ana.
Saat ini, dr. Ana kembali bekerja. Pengalamannya sebagai pasien Covid-19 membantunya untuk memperkuat penanganan Covid-19.
Dia beruntung tidak mengalami perlakuan diskriminasi dari tetangga, rekan kerja dan teman-temannya.
Ia berpesan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Bagi pasien yang sedang dirawat, ia berpesan agar tidak stres, terpuruk, sedih berlebihan karena menurutnya itu hanya menurunkan daya tahan tubuh.
"Jangan stres, tertekan, terpuruk dan sedih berlebihan karena itu hanya akan memperlemah imun tubuh kita. Dan masyarakat Sumut bantulah tim medis dengan mematuhi protokol kesehatan," ujar dr. Ana. (fnr/ayp)
https://ift.tt/2zPZcJM
May 02, 2020 at 08:35AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dokter Ana dan 20 Hari di Ruang Isolasi Corona"
Posting Komentar