Lionel Messi harus menjilat ludah dan membatalkan keputusannya untuk pergi dari Barcelona. Namun hal ini tak berarti ia sudah kalah dalam pertarungan melawan manajemen klub.
"Tak ada pemain yang lebih besar dari klub."
Itulah ungkapan yang sering terdengar di dunia sepak bola. Sehebat-hebatnya pemain, nama besar dan sejarah klub akan tetap lebih ada di posisi lebih tinggi dari seorang pemain.
Messi menyadari hal tersebut. Dan ketika Messi bertahan, hal itu bukan dikarenakan ia sudah kalah dalam peperangan melawan Josep Bartomeu dan jajaran manajemen.
Messi memilih mengurungkan niat untuk pergi dari Barcelona karena tak mau bertikai hingga ke meja pengadilan untuk menyelesaikan konflik terkait klausul pelepasan.
Megabintang bernomor punggung 10 itu tak mau menyakiti hati klub yang sudah membesarkan namanya. Messi meyakini bahwa peperangan yang ada adalah antara dirinya dengan Bartomeu dan timnya.
![]() |
Messi tak mau berperang melawan Barcelona, klub yang sudah merawatnya, mengobatinya, memberi ruang, dan mengorbitkan namanya.
Karena itu, seiring dengan keputusan Messi bertahan, ia juga tak lagi segan untuk melakukan serangan langsung terhadap Josep Bartomeu.
Messi menganggap bahwa Bartomeu ingkar janji saat sebelumnya selalu mengatakan Messi bebas memilih masa depannya setiap musim berganti.
Ketika seorang super star macam Messi pun tidak lebih besar dari Barcelona, tentu demikian halnya dengan seorang presiden klub yang biasa-biasa saja macam Bartomeu.
Messi tak mau menganggap Bartomeu sebagai perwujudan Barcelona sejati. Karena itulah, Messi tidak mati-matian memperjuangkan keinginannya lewat meja pengadilan. Messi tak ingin peperangan melawan Bartomeu menjelma jadi peperangan melawan Barcelona sebagai identitas klub dengan sejarah panjang di dalamnya.
Ia memilih bertahan dengan menyuarakan kekecewaan-kekecewaannya terhadap Bartomeu dan manajamen Barcelona.
Messi memang menjilat ludah, tetapi ia tak lantas kalah. Messi tetap mengobarkan perang, kali ini dengan nyata dan terus terang, sambil tetap menjaga nama baik ia dan Barcelona.
![]() |
Musim yang Menantang untuk Barcelona
Setelah Messi memutuskan bertahan, Barcelona jelas kalah langkah dari Messi. Ancaman klausul pelepasan 700 juta euro awalnya adalah gertakan agar Messi tak pergi dengan gratis.
Barcelona diyakini sejatinya masih membuka peluang untuk tawaran di kisaran 200 juta euro alias seharga Neymar saat hengkang ke PSG untuk kepergian Messi.
Dengan Messi bertahan, Barcelona saat ini tidak bisa mengelak dari kemungkinan kehilangan Messi untuk selamanya musim depan.
Kontrak Messi dengan Barcelona bakal berakhir di 2021. Tanpa perpanjangan kontrak di musim 2020/2021, Messi bakal melenggang dengan gratis di akhir musim depan. Kali ini tanpa ada pertikaian dan tanpa menyakiti Barcelona dengan kasus yang dibawa ke pengadilan.
![]() |
Namun di sisi lain, Barcelona masih punya perpanjangan napas untuk kembali merayu Messi meski peluang untuk mewujudkan hal tersebut sulit.
Pasalnya, Josep Bartomeu yang dianggap Messi telah ingkar janji masih menjabat posisi sebagai Presiden Barcelona. Tanpa pergantian tampuk kepemimpinan, sulit meyakinkan Barcelona berjalan di arah yang diinginkan Messi.
Ronald Koeman sebagai arsitek baru Barcelona tentu tidak bersalah dengan ketidaknyamanan Messi dalam beberapa musim terakhir. Namun ia punya kesan pertama yang buruk bersama Messi seiring keinginannya untuk menghapus keistimewaan Messi di Barcelona.
Karakter Koeman yang keras bakal sulit membuat dirinya mengalah dan memberi ruang untuk ego Messi.
Hubungan Koeman dan Messi juga bakal jadi penentu kemampuan Barcelona untuk bersaing di musim depan. Namun satu hal yang pasti, Messi sudah menyatakan bakal tetap bermain habis-habisan dan tidak malas-malasan di lapangan.
![]() |
Entah Koeman masih menempatkan Barcelona sebagai tim yang Messi-sentris dengan dukungan tim yang lebih baik atau malah benar-benar memainkan pakem tanpa mengandalkan Messi, Messi bakal bisa menjalani setahun ke depan dengan tekad memburu kemenangan.
Pertarungan Messi dan manajemen Barcelona kini seolah memasuki babak tambahan. Baik Messi maupun Bartomeu bakal bertarung di bawah payung yang sama, Barcelona.
Situasi tak kondusif berpeluang terjadi tetapi Messi bakal tetap di posisi yang kuat di mata pendukung Barcelona selama gairahnya bersama kostum Blaugrana tetap terasa di lapangan.
Kemungkinan-kemungkinan tersebut kembali menegaskan satu hal, bahwa Messi saat ini tidak sedang kalah meski ia telah menjilat ludah.
(asa)https://ift.tt/2QYn42Y
September 05, 2020 at 12:02PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menjilat Ludah Tak Berarti Messi Kalah"
Posting Komentar