![](https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/01/28/bb67ac90-c339-4b44-9429-242d4fd674f1.jpeg?w=650)
"Saya mendukung jalan Presiden interim Juan Guaido," tutur Silva seperti dikutip CNN, Sabtu (26/1).
Dukungan tersebut, kata Silva, juga termasuk untuk menghentikan perebutan kekuasaan eksekutif demi memulai transisi ke pemerintahan baru melalui pemilihan umum yang bebas dan transparan.
Kementerian Pertahanan Venezuela pun menyebut pembelotan Silva ini sebagai pengkhianatan. Dalam sebuah cuitan di akun Twitter, kementerian pertahanan mengunggah gambar yang diambil dari video pembelotan Silva dan menambahkan kata "pengkhianat."
"Pembangkangan di hadapan kepentingan internasional adalah tindakan pengkhianatan dan pengecut terhadap tanah air yang diwarisi dari pahlawan kita, Simon Bolivar. Karena itu, kami menolak deklarasi yang dibuat Kolonel Jose Luis Silva yang bertindak sebagai atase militer di Amerika," kicau kementerian pertahanan.
Melalui RUU tersebut, warga sipil, politikus, pejabat publik, dan anggota militer yang dituduh melakukan kejahatan atau tindakan tidak konstitusional selama pemerintahan Hugo Chavez dan Maduro juga diberi pengampunan.
Anggota parlemen dikabarkan akan mengadakan pemungutan suara terkait RUU tersebut pada Selasa (29/1).
"Sekarang saatnya bagi setiap negara untuk memilih tim, entah berdiri dengan kekuatan kebebasan Guaido, atau bersekutu dengan Maduro dan kekacauannya," tutur Pompeo.
Pernyataan tersebut dijawab oleh Menteri Luar Negeri Venezuela, Jorge Arreaza, dengan menuding AS mendikte perintah kepada negara-negara barat.
"Ini mendikte perintah, tidak hanya untuk oposisi Venezuela tapi juga kepada pemerintah di wilayah tersebut, dan kepada negara-negara di Eropa dan bagian dunia lain," tuturnya.
Negara-negara Eropa seperti Spanyol, Jerman, Perancis, Belanda, dan Inggris, manyatakan akan mendukung Guaido kecuali Maduro mengadakan pemilu dalam waktu delapan hari.
Uni Eropa juga memperingatkan tindakan lebih lanjut terhadap Venezuela jika pemilihan umum tidak segera dilaksanakan.
"Venezuela sangat membutuhkan pemerintahan yang benar-benar mewakili kehendak rakyat," tutur Federica Mogherini, wakil presiden Komisi Eropa Uni Eropa.
Langkah tersebut kemudian dikecam oleh Maduro sebagai sebuah kesalahan dan penghinaan.
Terlepas dari negara-negara yang mendukung Guaido, sejumlah negara lain seperti Rusia, China, Kuba, dan Turki menyatakan dukungannya kepada kepemerintahan Maduro. (fey/has)
http://bit.ly/2RUyCHC
January 28, 2019 at 07:08PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Atase Militer Venezula di AS Membelot dari Maduro"
Posting Komentar