Atase Militer Venezula di AS Membelot dari Maduro

Jakarta, CNN Indonesia -- Atase militer Venezuela di Amerika Serikat , Jose Luis Silva, menyatakan membelot dari Nicolas Maduro dan mendukung Juan Guaido, yang memproklamirkan diri sebagai presiden interim pada pekan lalu.

"Saya mendukung jalan Presiden interim Juan Guaido," tutur Silva seperti dikutip CNN, Sabtu (26/1).

Dukungan tersebut, kata Silva, juga termasuk untuk menghentikan perebutan kekuasaan eksekutif demi memulai transisi ke pemerintahan baru melalui pemilihan umum yang bebas dan transparan.

Pernyataan ini bertentangan dengan sikap Menteri Pertahanan, Vladimir Padrino, yang mengatakan bahwa jajaran militernya mendukung pemerintahan Maduro.

Kementerian Pertahanan Venezuela pun menyebut pembelotan Silva ini sebagai pengkhianatan. Dalam sebuah cuitan di akun Twitter, kementerian pertahanan mengunggah gambar yang diambil dari video pembelotan Silva dan menambahkan kata "pengkhianat."

"Pembangkangan di hadapan kepentingan internasional adalah tindakan pengkhianatan dan pengecut terhadap tanah air yang diwarisi dari pahlawan kita, Simon Bolivar. Karena itu, kami menolak deklarasi yang dibuat Kolonel Jose Luis Silva yang bertindak sebagai atase militer di Amerika," kicau kementerian pertahanan.

Pada saat bersamaan dengan pengakuan membelot dari Silva, Majelis Nasional yang dikuasai oleh oposisi merancang rancangan undang-undang amnesti untuk melindungi anggota militer yang ingin membelot dari Maduro.

Melalui RUU tersebut, warga sipil, politikus, pejabat publik, dan anggota militer yang dituduh melakukan kejahatan atau tindakan tidak konstitusional selama pemerintahan Hugo Chavez dan Maduro juga diberi pengampunan.

Anggota parlemen dikabarkan akan mengadakan pemungutan suara terkait RUU tersebut pada Selasa (29/1).

Krisis perebutan kursi kepresidenan ini tak hanya menuai ketegangan di Venezuela, tapi juga di tingkat internasional. Dalam sebuah pertemuan Dewan Keamanan PBB, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mendesak PBB untuk mendukung Guaido. 

"Sekarang saatnya bagi setiap negara untuk memilih tim, entah berdiri dengan kekuatan kebebasan Guaido, atau bersekutu dengan Maduro dan kekacauannya," tutur Pompeo.

Pernyataan tersebut dijawab oleh Menteri Luar Negeri Venezuela, Jorge Arreaza, dengan menuding AS mendikte perintah kepada negara-negara barat.

"Ini mendikte perintah, tidak hanya untuk oposisi Venezuela tapi juga kepada pemerintah di wilayah tersebut, dan kepada negara-negara di Eropa dan bagian dunia lain," tuturnya.

[Gambas:Video CNN]

Negara-negara Eropa seperti Spanyol, Jerman, Perancis, Belanda, dan Inggris, manyatakan akan mendukung Guaido kecuali Maduro mengadakan pemilu dalam waktu delapan hari. 

Uni Eropa juga memperingatkan tindakan lebih lanjut terhadap Venezuela jika pemilihan umum tidak segera dilaksanakan.

"Venezuela sangat membutuhkan pemerintahan yang benar-benar mewakili kehendak rakyat," tutur Federica Mogherini, wakil presiden Komisi Eropa Uni Eropa.

Langkah tersebut kemudian dikecam oleh Maduro sebagai sebuah kesalahan dan penghinaan.

Terlepas dari negara-negara yang mendukung Guaido, sejumlah negara lain seperti Rusia, China, Kuba, dan Turki menyatakan dukungannya kepada kepemerintahan Maduro. (fey/has)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2RUyCHC

January 28, 2019 at 07:08PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Atase Militer Venezula di AS Membelot dari Maduro"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.