
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti mengatakan utang yang disebut Rizal tidak dihimpun pada Maret 2019.
Namun, utang dihimpun pada 2009 lalu atau saat krisis keuangan melanda sejumlah negara dan hampir melanda Indonesia. Utang tersebut berbentuk surat utang dalam dolar dan bakal jatuh tempo Maret 2019.
"Jadi tidak ada penerbitan utang baru. Yang dikatakan Pak RR (Rizal Ramli), kesalahan besar lainnya adalah ketika disebutkan akan diberikan imbal hasil 11,625 persen," katanya seperti dikutip dari akun facebooknya, Selasa (29/1).
Sebelumnya pada Senin (28/1), Rizal ramli melalui akun media sosial menyebar informasi Indonesia akan menarik utang sebesar US$2 miliar dengan yield atau imbal hasil atau yield 11,625 persen.
Rizal mengatakan yield tersebut merupakan yang tertinggi di kawasan. "Penguatan rupiah didukung oleh peningkatan pinjaman dengan bunga super tinggi!! Kreditor pesta pora. Rakyat semakin terbebani. Menkeu semakin ngawur," katanya.
Namun tak berapa lama kemudian, Rizal kemudian meminta maaf atas informasi tersebut. Permintaan disampaikan karena ternyata besaran utang dan yield yang ia sebut ternyata dikeluarkan pada 2009 lalu.
Meskipun meminta maaf atas kesalahannya tersebut, Rizal tetap bersikukuh ada yang salah dengan yield surat utang pemerintah. Menurutnya, yield surat utang pemerintah terbaru masih 8,5 persen, jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Vietnam yang hanya 5-6 persen.
Rizal juga mengatakan secara substansi utang dan bunga yang ia sampaikan benar.
(agt)
http://bit.ly/2RYpfGX
January 30, 2019 at 01:04AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kemenkeu: Rizal Ramli Terbukti Ngawur"
Posting Komentar