
"Kami tengah melakukan yang terbaik untuk mengamankan pembebasan para sandera dari tangan jahat kelompok Abu Sayyaf tetapi kami tetap teguh pada kebijakan kami yang tak akan membayar tebusan," ucap juru bicara Presiden Rodrigo Duterte, Salvador Panelo, di Manila, seperti dikutip The Straits Times, Jumat (22/2).
Panelo menganggap mengabulkan tuntutan teroris dan kelompok-kelompok seperti Abu Sayyaf hanya akan membuat mereka tambah berani melakukan lebih banyak penculikan.
Selain itu, memberikan tebusan uang, paparnya, hanya akan membantu Abu Sayyaf membeli lebih banyak senjata lagi untuk melakukan serangan lainnya.
Penyanderaan terjadi ketika ketiganya tengah melaut mencari ikan di perairan Sabah pada 5 Desember lalu. Kelompok Abu Sayyaf menangkap mereka ketika sedang berlabuh di Sandakan, Sabah, yang berdekatan dengan kawasan Kepulauan Tawi-Tawi, Filipina.
Abu Sayyaf bahkan sempat menyebarkan video amatir berisikan ancaman. Dalam video itu, mata Heri dan Hariadin ditutup kain. Kedua mulut mereka juga dibekap dengan lakban.
Lima orang yang mengenakan seragam bersenjata lengkap tampak mengelilingi mereka.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI menegaskan pemerintah masih terus berupaya melakukan upaya pembebasan kedua sandera, termasuk berkoordinasi dengan Filipina dan Malaysia.
Dalam jumpa pers rutin di kantornya pada Kamis (21/2) kemarin, juru bicara Kemlu RI, Arrmanatha Nasir, menegaskan membayar tebusan tidak menjadi opsi pemerintah dalam mengupayakan pembebasan kedua WNI itu.
"Biasanya hal itu (tebusan) adalah hal yang tidak pernah kita bahas dengan pihak penyandera," kata Arrmanatha.
https://ift.tt/2BMdAB0
February 23, 2019 at 01:41AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Abu Sayyaf Ancam Bunuh Sandera, Duterte Ogah Bayar Tebusan"
Posting Komentar