Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS, Sarif Hidayat, mengatakan bahwa dengan curah hujan yang tinggi ditambah letak geografis menjadikan Laut Pasir Bromo dan sekitarnya sebagai lokasi limpahan air dari pegunungan sekitar.
"Ini hanya fenomena biasa saja, Laut Pasir Bromo berada pada posisi lembahan yang dilingkari oleh beberapa pegunungan yaitu Pegunungan Tengger, Bromo, Batok, Widodaren, Watangan dan Keciri," kata Sarif seperti yang dikutip dari Antara pada Senin (4/2).
Foto dan video banjir di Laut Pasir Bromo sempat viral di media sosial, sehingga menimbulkan banyak polemik dan pertanyaan di masyarakat khususnya wisatawan yang akan berkunjung.
Fenomena tersebut terjadi pada hari Jumat 25 Januari 2019 antara pukul 14.00 WIB sampai dengan 17.45 WIB. Banjir disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi pada hari itu.
Sarif menjelaskan, pasir memiliki sifat menyerap air namun strukturnya lembek. Karena itu air yang jatuh di atasnya bakal cepat surut kemudian normal seperti biasa.
"Hanya berlangsung kurang lebih satu jam, air akan segera surut dan kondisi akan normal seperti biasa," ujar Sarif yang juga mengatakan kalau sebaiknya wisatawan tidak berada di medan berisiko banjir, seperti Laut Pasir Bromo, jika hujan mulai turun.
Aliran air dari Laut Pasir Bromo bermuara di Blok Mendongan sebelah Barat Laut Pasir, atau Timur Laut Blok Watu Kuto, yang selanjutnya akan muncul di sumber mata air Desa Ngadirejo, Sapi Kerep, Wonokerto, Ngadas, dan Umbulan Sukapura.
Bahkan aliran air tersebut akan sampai ke pemandian Banyu Biru dan Umbulan Lain di Kabupaten Pasuruan yang berada di Kaki Kawasan Bromo Tengger Semeru.
"Kami terus menyiagakan personil untuk mengantisipasi kejadian yang tidak dinginkan di dalam kawasan serta akan memberikan informasi yang memadai mengenai fenomena atau kejadian yang terjadi di dalam kawasan TNBTS," ujar Sarif.
(ard)http://bit.ly/2UAZjOh
February 04, 2019 at 05:19PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "'Banjir di Laut Pasir Bromo Bukan Kejadian Luar Biasa'"
Posting Komentar