
"Infrastruktur KPU itu tidak hanya berkaitan web untuk proses perhitungan tapi untuk prosesnya ada sistem informasi logistik, ada informasi perhitungan dan ada sistem informasi yang digunakan dalam kaitannya dengan persiapan ini juga sangat rentan diserang," ujar Sulistyo.
Kemudian serangan siber yang berkaitan dengan kebocoran. Biasanya kebocoran ini merupakan kesalahan sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam keamanan siber di KPU yang bisa dimanfaatkan oleh peretas. Sulistyo juga menjelaskan kebocoran data tidak hanya terjadi di KPU atau Badan Pengawas Pemilu, tapi juga bisa terjadi kebocoran data dua pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Oleh karena itu, Sulistyo menjelaskan agar setiap pasangan calon menjaga kerahasiaan data dan informasi di tim sukses masing-masing.
"Bukan hanya di kandidat capres cawapres, tapi juga di kandidat di lingkaran dalam yang bisa jadi kemudian dimanfaatkan oleh lawannya untuk merusak citra dirinya di masyarakat. Itu kan sangat akan mengganggu sekali," ujar Sulistyo.
"Amplify itu informasinya diamplifikasi melalui sosial media, di-boost sedemikian rupa sehingga dampaknya akan masif sekali," tutur Sulistyo. (age/age)
http://bit.ly/2GfyzzF
February 08, 2019 at 03:44AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BSSN Ungkap Tiga Jurus Serangan Siber Jelang Pilpres 2019"
Posting Komentar