Saat menghadiri deklarasi dukungan sejumlah alumni universitas se-Jawa Timur yang mengatasnamakan Forum Alumni Jawa Timur #01, Jokowi mendapat julukan Jancukan. Dia pun dipanggil dengan sapaan Cak.
Tokoh seniman asal Surabaya, Djadi Galajapo lah yang menempelkan predikat Jancukan kepada Jokowi. Namun, Jancukan itu ternyata bukan umpatan yang biasa diucapkan warga Jawa Timur melainkan sebuah singkatan
"Pak Jokowi ini Jancukan: Jantan, Cakap, Ulet, Komitmen, dan Antikorupsi. Sekali lagi, Jokowi Jancukan!" ujar Djadi yang menjadi pemandu acara yang digelar di kawasan Tugu, Jalan Pahlawan, Surabaya tersebut.
Saat diteriaki dengan sebutan itu, Jokowi tak mempermasalahkannya. Ia justru membalasnya saat menyampaikan sambutan di atas panggung dengan disaksikan sekitar 1.500 relawan.
Dalam sambutannya, Jokowi mengaku optimis terhadap Arek-arek Suroboyo yang dinilainya memiliki keberanian untuk menumpas hal yang tak benar, sebagaimana yang beredar di kalangan masyarakat seperti hoaks dan fitnah tentang dirinya.
"Saya meyakini arek-arek Suroboyo, arek-arek Jawa Timur itu mesti wani, pasti wani. Oleh sebab itu saya ingin agar kita semua ini door to door, dari desa ke desa, menyampaikan mana yang benar, mana yang tidak benar," kata Jokowi.
Sebelumnya, ketika tiba di area Forum Alumni tersebut, Jokowi yang mengenakan setelan busana kemeja putih-celana jeans-sepatu sneaker itu disambut riuh teriakan para pendukung yang mengenakan kaos dengan tulisan alumni perguruan tinggi dan sekolah masing-masing tersebut.
"Jokowi maneh, Jokowi maneh, Jokowi maneh! (Jokowi lagi, Jokowi lagi, Jokowi lagi!)," teriakan mereka menggema di sepanjang Jalan Pahlawan Surabaya.
Jika Djadi menyematkan julukan Jancukan, sementara itu Ketua Forum Alumni Jatim #01 Ermawan Wibisono memberikan penghormatan dengan menyematkan sapaan akrab Cak kepada Jokowi. Menurutnya panggilan Cak tersebut merupakan penghormatan khas masyarakat Jawa Timur, khususnya Surabaya.
"Dari komunitas alumni perguruan tinggi, saya menyampaikan kami akan memberi sebutan Cak kepada Jokowi. Jika dia datang ke Jawa Timur kita bisa panggil Cak Jokowi. Setuju?" tanya Ermawan yang lalu disambut riuh mereka yang hadir.
Ermawan lalu memberikan sebuah rompi jaket jeans yang dibelakangnya tertulis Cak Jokowi, kepada pendamping calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin tersebut.
Presiden RI Joko Widodo bersama sejumla pejabat negara saat meninjau tol Becakayu sebelum diresmikan pada tahun lalu. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
|
Raja Infrastruktur
Hari belum berganti, Jokowi dan rombongan yang pada pagi hari berada di Surabaya itu pun telah berpindah lokasi ke ibu kota provinsi Jawa Tengah, Semarang.
Di sana, Jokowi hadir dalam silaturahmi Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah yang digelar di Semarang Town Square. Di Kota Lumpia tersebut, Jokowi pun 'diagungkan' sebagai raja infrastruktur Indonesia.
Julukan itu disematkan Ketua Panitia Acara Silaturahmi PPJT, Hendrar Prihadi. Pria yang juga dikenal sebagai yang menjabat Wali Kota Semarang itu berani memberikan julukan tersebut karena pemerintahan Jokowi dianggapnya ngebut membangun infrastruktur yang menghubungkan antarwilayah sejak 2013 silam.
"Mereka tahu Raja Infrastruktur Indonesia adalah bapak Joko Widodo," kata Hendrar di hadapan Jokowi dalam acara silaturahmi dengan Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah, di Semarang Town Square, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (2/2).
Hendrar pun meminta Jokowi tak khawatir meski banyak pihak yang merisak pembangunan jalan tol. Menurut politikus PDIP itu, walaupun merisak infrastruktur yang dibangun Jokowi seperti jalan tol, toh mereka juga ternyata menjadi penggunanya.
"Kita semua tahu apa yang sudah dikerjakan oleh pak Jokowi," ujarnya.
Hendrar lantas menyatakan banyak yang sudah dikerjakan Jokowi selama 4 tahun belakangan ini. Dia menyebut tak perlu jauh-jauh ke Jakarta yang telah memiliki Moda Raya Terpadu (MRT) untuk melihat kerja nyata mantan wali kota Solo itu.
Menurut Hendrar, kerja nyata Jokowi juga bisa dilihat di Jawa Tengah yang sudah memiliki jalan tol yang menyambungkan sejumlah kota sampai ke Surabaya, Jawa Timur. Dengan jalan tol tersebut waktu tempuh bisa dipangkas dari sebelumnya.
Calon presiden Joko Widodo memberikan sambutan dalam silaturahmi dengan Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah di Semarang Town Square, Semarang, Jawa Tengah, 2 Februari 2019. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
|
Selain jalan tol, Hendrar juga menyinggung renovasi terhadap Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang. Menurutnya, bandara yang sempat mendapat julukan terjelek itu kini justru menjadi terunik di Indonesia.
"Kami semua bangga pak. Pokoknya kita dukung pak Jokowi. Semua orang tahu apa yang dikerjakan pak Jokowi," kata Hendrar.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan sejak awal pihaknya memang telah memutuskan untuk fokus membangun sejumlah infrastruktur, mulai dari jalan raya, jalan tol, pembangkit listrik, jalur kereta api, pelabuhan, serta bandar udara di beberapa wilayah Indonesia.
Fokus pembangunan ini, kata Jokowi, juga memudahkan untuk mengontrol penggunaan anggaran.
"Udah konsentrasi di sini. Ngontrolnya gampang, ngeceknya gampang, ngawasinnya gampang, dan anggarannya bisa betul-betul di-breg breg breg. Udah kelihatan," ujarnya.
Jokowi menyebut progres pembangunan jalan tol dari 2014 sampai 2018 telah mencapai 782 kilometer. Calon presiden petahana itu menyatakan sampai akhir tahun ini pihaknya menargetkan menyelesaikan pembangunan jalan tol mencapai 1.854 kilometer.
"Itu jangan ditepuktangani, karena saya anggap ini masih lambat, ini masih lambat, meski sudah kerja pagi malam pagi, tiga shift," kata Jokowi yang bersaing kembali dengan Prabowo Subianto dalam Pilpres mendatang.
(fra/kid)
http://bit.ly/2GjTuB9
February 03, 2019 at 01:06PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jokowi di Surabaya Jancukan, di Semarang Raja Infrastruktur"
Posting Komentar