
Terkini, deklarasi ribuan alumni SMA se-Jakarta digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (10/2). Acara itu juga dihadiri pula Jokowi.
Mardani menilai hak tersebut positif selama dukungan diberikan pada waktu yang diperbolehkan. Namun, ia merasa BPN tidak perlu melakukan hal yang sama. Menurutnya, BPN memiliki fokus yang berbeda saat ini guna memenangkan
"Enggak, kita tidak berbasis kepada deklarasi sekarang. Sekarang ini, fokusnya di TPS dan teritori," ujarnya kepada para wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Senin (11/2).
Di satu sisi, Mardani menyindir metode deklarasi-deklarasi seperti yang dilakukan kubu paslon nomor urut 01 itu kurang efektif.
Mardani menjelaskan saat ini BPN tidak menggunakan metode deklarasi untuk meraih dukungan. Menurutnya, upaya meraih dukungan yang dilakukan Jokowi itu kurang efektif. Pihaknya, sambung Mardani, justru akan mencoba meraih suara hingga ke seluruh daerah dari mulai tingkat provinsi, kabupaten, dan kecamatan.
"Kalau kita deklarasi setop. Saatnya turun ke bawah. Sekarang bukan saatnya ngelebar. Tapi ngedalem," ucapnya.
"Saya malah agak sedih kalau Pak Jokowi pakai pola deklarasi," sambungnya.
Deklarasi dukungan terhadap paslon nomor urut 01 tidak hanya dinyatakan oleh kalangan alumni di perguruan tinggi namun juga di kalangan alumni SMA sejak awal Februari ini.
Pada 3 Februari lalu, sekelompok orang yang mengatasnamakan alumni sekolah Kolese Kanisius yang tergabung dalam Alumni Menteng 64 memberikan dukungannya kepada paslon nomor urut 01.
Acara tersebut dihadiri Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wnandi, Menteri Perindustrian seklaigus Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto dan Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita.
Pada 6 Februari, gelombang dukungan hadir dipimpin Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Rosan Roslani yang pada waktu itu menggaet sejumlah alumni SMA Pangudi Luhur (PL).
(ani/kid)http://bit.ly/2SrkwxL
February 12, 2019 at 03:42AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mardani Ali Sindir Strategi Deklarasi Alumni ala Jokowi"
Posting Komentar