Uniknya, meski memiliki nama China, yu sheng ternyata tak bisa dijumpai di China. Makanan ini justru berkembang dari pesisir China ke Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Kepopulerannya di Singapura ini disebabkan karena banyaknya orang Cina di Singapura yang merupakan keturunan migran Kanton. Hal inilah yang membuat hidangan yu sheng akhirnya populer sampai ke negara-negara di Laut Cinta Selatan. Meski demikian, di beberapa kota di Guangdong, seperti Chiuchow, Foshan, dan Jiangmen, yu sheng masih popular. Tetapi menggunakan bahan yang lebih sederhana dan dimakan sepanjang tahun tanpa adaya pelemparan.
Meskipun sekarang popular di seluruh Malaysia dan kota Singa, yu sheng yang dikenal saat ini, dengan tambahan saus plum, sayuran warna-warni meriah, ini dipopulerkan oleh orang Singapura.
Menurut Dewan Perpustakaan Nasional Singapura, penemuan Tahun Baru Imlek yu sheng dengan saus prem, warna-warna cerah dan lemparan kelompok, dipopulerkan ke empat koki Kanton yang dikenal sebagai "Empat Surgawi Raja "- Tham Yew Kai, Sin Leong, Lau Yoke Pui dan Hooi Kok Wai, pada 1960-an.
Yu sheng meriah ini diciptakan di bawah arahan Luo Chen, koki kelahiran Hong Kong yang mengepalai restoran Kanton legendaris di Cathay Hotel (yang sekarang ditutup di Singapura). Meskipun akhirnya mereka berempat berpisah dan membuka restoran kanton masing-masing, mereka tetap akan bersatu membuat hidangan yu sheng versi "meriah."
Ahli budaya peranakan Tionghoa Aji Chen Bromokusumo menjelaskan yu sheng berasal dari kata yu yang berarti ikan dan sheng berarti segar atau mentah. Secara harfiah yu sheng berarti ikan segar. Makanan ini dilambangkan sebagai bentuk rasa syukur terhadap hasil laut yang diperoleh.
Namun dalam aksara China, ikan punya aksara yang mirip dengan kelimpahan (abudance). Sehingga yu sheng juga dapat bermakna harapan untuk semakin sukses.
"Dalam budaya yang lebih kompleks yu itu secara homofonnya juga dapat diartikan kelebihan dan sheng kesuksesan, sehingga berarti harapan baru untuk semakin sukses di tahun yang baru," kata Aji di Lei Lo Restaurant, beberapa waktu lalu jelang Imlek.
Ikan di dalam yu sheng lalu dikombinasikan dengan tujuh macam sayuran berwarna-warni. Aji menyebut tak ada pakem khusus sayuran yang harus digunakan. Namun, yang pasti varian sayuran tersebut harus punya warna yang berbeda-beda satu sama lain.
Warna-warni sayuran tersebut dilambangkan sebagai kehidupan yang juga berwarna.
"Filosofinya kehidupan ini berwarna berbagai rasa, juga terdiri dari beragam etnis dan agama. Di daratan China sendiri itu 56 lebih etnis," ucap Aji.
Beberapa varian isi sayuran yang paling populer adalah irisan wortel, lobak, pepaya muda, mentimun, sampai jahe merah.
Sayuran berwarna merah yang merupakan warna khas Imlek melambangkan keberuntungan.
Sementara mentimun melambangkan kebijaksanaan.
Selain sayuran, kerupuk pangsit, perasan air jeruk, dan juga irisan tipis ikan salmon juga ditambahkan ke dalamnya.
Kerupuk pangsit yang berwarna kecokelatan ini melambangkan uang atau kekayaan. Sedangkan ikan salmon menggambarkan rezeki melimpah, dan perasan air jeruk melambangkan keamanan. Saus yu sheng sebagai lambang kelancaran jodoh.
Ada pula mi berarti harapan untuk panjang umur. Daun ketumbar juga melambangkan panjang umur dan semakin tua semakin wangi. Taburan kacang mede dan pangsit diidentikkan dengan uang atau emas yang bertebaran. Sementara ikan melambangkan sisa dan kelebihan.
Tak cuma bahan per bahan saja yang memiliki beragam makna, campuran rasa yang terkandung dalam yu sheng juga memiliki maknanya sendiri. Campuran rasa asam, pedas, pahit, dan manis, melambangkan realita kehidupan.
![]() |
Angkat tinggi-tinggi
Menyantap yu sheng juga mesti mengikuti sejumlah ritual. Yu sheng biasanya dinikmati bersama keluarga dan kerabat di malam pergantian tahun baru China.
Para anggota keluarga lalu berkumpul mengelilingi yu sheng dan mulai mengaduknya seluruh bahan makanan yang tersedia dalam satu piring. Selain mengaduk makanan juga harus diangkat setinggi-tingginya seraya mengucapkan beberapa mantra. Ritual untuk 'melemparkan' makanan ini tinggi-tinggi sudah dilakukan sejak 1960-an.
Salah satu mantra yang paling lazim diucapkan adalah Lao Hei atau berarti kemakmuran. "Da ji da li dan Nian nian you yu (semoga akan memiliki kelipahan).
Mengutip scmp, dalam bahasa Kanton (bahasa Tionghoa Yue di Guangdong dan sekitarnya di Tiongkok selatan, Hong Kong, Makau) "lo hei" berarti "melemparkan" dan "hei" berarti kebahagiaan.
"Semakin tinggi yu sheng terangkat dipercaya akan memberikan keberuntungan di tahun yang baru," ujar Aji.
(ptj/ims/chs)
http://bit.ly/2D9xJk8
February 05, 2019 at 11:21PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Meracik Harapan, Doa, dan Puji Syukur Lewat Yu Sheng"
Posting Komentar