
Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang di Asia. Sebut saja dolar Hong Kong naik 0,02 persen, dolar Singapura menguat 0,01 persen, won Korea Selatan tumbuh 0,03 persen, ringgit Malaysia tumbuh 0,10 persen, dan peso Filipina menguat 0,33 persen. Sementara itu rupee India terpantau naik paling tinggi sebesar 0,51 persen.
Hanya sedikit mata uang Asia yang tercatat melemah. Yen Jepang turun0,06 persen, yuan China melemah 0,04 persen, sedangkan baht Thailand anjlok paling dalam sebesar 0,74 persen.
Di sisi lain, mata uang negara maju terlihat bergerak varatif. Beberapa mata uang negara maju tampak melemah misalnya dolar Australia turun 0,24 persen, euro turun 0,14 persen, poundsterling Inggris melemah 0,19 persen, dolar Kanada turun 0,05 persen, dan rubel Rusia turun 0,13 persen. Semenatara franc Swiss berhasil naik sebesar 0,06 persen.
Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi mengatakan nilai tukar rupiah masih memiliki kecenderungan untuk menguat. Sebab, fundamental ekonomi Indonesia yang stabil bisa menahan pelemahan nilai tukar rupiah.
Meski demikian dari sisi global, muncul kekhawatiran dari hubungan dagang AS-China yang kembali memanas setelah Presiden AS Donald Trump tidak menghendaki untuk bertemu Presiden China Xi Jinping hingga minggu depan. Kondisi ini menjadi ancaman bagi gagalnya negosiasi dagang dua belah negara.
"Jadi pergerakan rupiah masih konsolidasi dan cenderung sideways di tengah antisipasi para pelaku pasar terhadap isu global," kata Dini kepada CNNIndonesia.com.
Dini menambahkan pergerakan di pasar keuangan cenderung stabil hari ini. Meskipun Inggris dan Australia kompak memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi.
"Saat ada kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global, rupiah mampu bertahan karena secara data perekonomian indonesia masih stabil," tukas Dini.
(ulf/lav)http://bit.ly/2GChAav
February 08, 2019 at 11:56PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Tutup Akhir Pekan Menguat di Rp13.955 per Dolar AS"
Posting Komentar