Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.825 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis (24/9) pagi. Mata uang Garuda melemah 10 poin atau 0,07 persen dari Rp14.815 dari posisi Rabu (23/9) sore.
Begitu juga mayoritas mata uang negara di Asia yang keok terhadap dolar AS. Tercatat, yen Jepang melemah 0,02 persen, baht Thailand melemah 0,03 persen, yuan China melemah 0,07 persen, ringgit Malaysia melemah 0,45 persen, dan peso Filipina melemah 0,11 persen. Sementara, dolar Singapura dan dolar Hong Kong bergerak stagnan
Sebaliknya, mayoritas mata uang utama negara maju justru bergerak menguat terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,06 persen, euro Eropa menguat 0,08 persen, franc Swiss menguat 0,18 persen, rubel Rusia menguat 0,27 persen, dan dolar Kanada bergerak stagnan.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan sentimen penguatan dolar AS masih berlanjut hari ini. Dengan begitu, rupiah akan kembali tertekan.
"Penguatan dolar AS ini dipicu kekhawatiran pasar terhadap perlambatan pemulihan ekonomi di AS. Hal ini pula yang mendorong indeks saham AS turun dalam semalam," papar Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Ariston menjelaskan kekhawatiran perlambatan pemulihan ekonomi di AS muncul karena kasus penularan virus corona masih meningkat. Ditambah, pemerintah AS belum juga menerbitkan stimulus fiskal kedua untuk mendorong pemulihan ekonomi negaranya.
Dari internal, pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh isu pemulihan ekonomi domestik. Masalahnya, pemerintah baru-baru memastikan bahwa Indonesia akan resesi pada kuartal III 2020.
"Potensi rupiah hari ini Rp14.750-Rp14.900 per dolar AS," pungkas Ariston.
(aud/bir)https://ift.tt/32XH4da
September 24, 2020 at 09:13AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Berbalik Arah Melemah Menjadi Rp14.825 per Dolar AS"
Posting Komentar