
Dua bersaudara ini memiliki jalan karier yang cukup berbeda. Rara bermusik melalui jalur independen, sempat menjadi personel Banda Neira dan kini menjadi bagian Daramuda project. Isyana bermusik pada arus utama di bawah naungan Sony Music Entertainment.
"Jadi Ernest [sutradara Milly & Mamet] tertarik melihat Rara, dia berpikir kenapa adik kakak ini enggak duet. Ditawarkan bikin lagu untuk kondisi titik terendah, ya kami ambil," kata Isyana dalam wawancara terbatas beberapa waktu lalu di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat.
Mulai dari lirik, musik, sampai aransemen dikerjakan mereka berdua, kolaborasi mereka dalam Luruh terasa sangat padu. Harmonisasi vokal Rara yang rendah dan Isyana yang lebih tinggi terdengar tidak ada cacat. Kualitas vokal mereka berdua memang tidak diragukan lagi.
Sebenarnya, Rara dan Isyana sering berkolaborasi saat kecil. Wajar kalau kolaborasi mereka dalam Luruh berjalan dengan mulus. Biasanya mereka memainkan piano sembari bernyanyi.
Kembali ke masa lalu, kata Rara, kala itu mereka menyanyikan lagu-lagu jazz klasik. Salah satunya adalah lagu Fly Me to the Moon yang ditulis Bart Howard kemudian dipopulerkan Frank Sinatra. Masing-masing dari mereka juga sempat membuat lagu tentang ibu.
"Waktu itu direkam di studio. Ibu bikin kover, foto kami," ujar Rara sambil tertawa.
Isyana menambahkan, "Iya CD kompilasi itu dijual ke tetangga dan sekolah musik. Judulnya Rara dan Isyana."
Sejak kecil Rara dan Isyana pandai memainkan piano karena mengikuti les. Isyana mengingat ia memang memiliki cita-cita menjadi musisi. Kurang lebih setiap hari ia menghabiskan waktu delapan jam untuk berlatih.
Bukan hanya piano, Isyana juga les biola. Ibunya melihat bakat dan potensi Isyana sehingga sering mendaftarkan anaknya ke berbagai perlombaan.
Puncaknya ketika Isyana membuat lagu instrumental bertajuk Wings of Foreshadow yang berhasil melewati beberapa tahap seleksi hingga dikonserkan di Jepang pada 2008.
Lagu itu Isyana buat karena rindu dengan Rara yang berada di Amerika Serikat. Ibunya mendaftarkan lagu itu pada lomba yang digelar Yamaha. Wings of Foreshadow lolos tingkat nasional, benua dan dunia.
"Saat itu aku merasa, namanya anak kecil dikasih penghargaan, makin semangat. Sejak itu aku merasa renjana aku di musik, akhirnya minta izin untuk masuk universitas bidang musik. Musik ingin aku jadikan tempat profesi, bukan hobi," kata Isyana.
Berbeda dengan Isyana, Rara malah tidak suka ketika les alat musik. Ia tidak suka dengan format latihan dengan memainkan lagu yang diulang-ulang. Alhasil ia berhenti les biola dan piano saat kuliah.
Rara kerap dijadwalkan tampil pada awal konser saat konser bersama siswa les piano. Ia tahu bahwa siswa yang dijadwalkan tampil di awal konser adalah siswa yang kurang pandai. Ia tidak malu, karena ia sadar renjananya bukan di musik, tapi di bidang pendidikan.
Rara merupakan aktivis yang fokus pada bidang pendidikan. Ia adalah salah satu pendiri sekolah non-formal, Sekolah Kita Rumpin, di Kampung Cibitung, Bogor.
"Menurut aku, ada yang salah dengan pendidikan di Indonesia. Kita kan ditakut-takuti, kalau enggak mau latihan, kamu enggak usah konser atau konser tapi urutan awal," kata Rara.
Rara melanjutkan, "Kalau aku jadi guru musik, aku akan kasih bekal ilmu ke murid kalau mereka bisa menciptakan karya gitu. Dari mereka enggak bisa main pun, mereka bisa mencipta."
Meski begitu, tetap saja Rara menjadi musisi paruh waktu. Ia sempat menjadi vokalis Banda Neira, kini tergabung dalam Daramuda Project bersama Danilla Riyadi dan Sandrayati Fay.
Rara menyebut ia menjadi musisi karena kecelakaan, ia tidak pernah merencanakan secara serius menjadi musisi seperti Isyana.
Setelah kolaborasi di lagu Luruh sukses, Rara dan Isyana belum memiliki rencana untuk meneruskan kolaborasi. Mereka merasa hal-hal yang berjalan dipaksakan, dalam hal ini kolaborasi yang diteruskan, tidak akan berjalan dengan baik.
"Kami pengin kalau memang ada karya, ya tiba-tiba lahir begitu saja. Seperti Luruh, itu kolaborasi yang mengalir," kata Isyana. (adp/end)
http://bit.ly/2G8ev1D
January 28, 2019 at 05:42PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cerita Musik 'Mengalir' Rara Sekar dan Isyana Sarasvati"
Posting Komentar