Ia tidak malu saat diminta berpose oleh pengunjung perayaan Hari Imlek di stasiun itu yang ingin mengambil gambarnya yang tengah memainkan alat musik tersebut.
Rio mengaku telah berlatih selama 2 tahun bermain musik pengiring pertunjukan itu. Tak hanya musik, ia juga mengaku handal bermain barongsai.
Sebagai penari dan pemain musik barongsai, Rio mengaku bangga bisa mempelajari tradisi orang Tionghoa."Bangga yang jelas lah. Karena barongsai kan tradisi orang Tionghoa. Ya jadi bangga lah jadi orang Tionghoa, ikutin tradisi orang Tionghoa," ucapnya kepada CNNIndonesia.com.
Awalnya, kata dia, dirinya bermain barongsai karena terpicu teman-temannya. Ia menganggapnya sebagai pengisi waktu luang. Namun, Rio kemudian semakin rutin berlatih dan menganggap tari barongsai punya efek positif bagi kesehatan.
![]() |
Rio yang mengaku bekerja sembari kuliah mengaku punya cita-cita menjadi pemain barongsai internasional.
"Sampai bisa ikut kejuaraan internasional," ujar Rio.
Meskipun begitu, Rio mengaku sering kesulitan membagi waktu latihan dengan aktivitas sehari-harinya. Terlebih jelang lomba dimana waktu latihan kerap bentrok dengan jadwal kerjanya."Terakhir ikut [lomba] di Alam Sutra. Kesulitannya bentrok sama kerjaaan," ungkapnya.
Ditemui di tempat yang sama, pelatih tim Patkwa, Juhan, mengatakan grup ini sudah berlatih sejak 4 tahun lalu. Patkwa, katanya, yang berasal dari Tangerang Selatan, Banten, ini memiliki murid yang rata-rata berumur 18 tahun.
![]() |
Selain tari Barongsai, acara tersebut juga menampilkan pembagian fortune cookies kepada pengguna KRL. Petugas yang mengisi acara hari ini juga mengenakan busana tradisional China, cheongsam.
Momen perayaan ini juga digunakan untuk peluncuran 5.000 Kartu Multi Trip (KMT) Tematik edisi khusus Imlek. Kartu ini bisa dibeli oleh pengguna KRL sejak hari ini.
Pakar Ilmu Budaya China dari Universitas Pelita Harapan Johanes Herlijanto mengatakan eksistensi budaya etnis Tionghoa di Indonesia banyak dipicu oleh penerbitan Keputusan Presiden 6 Tahun 2000 tentang pencabutan Instruksi Presiden 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat China oleh Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid.Pertunjukan budaya Tionghoa di muka umum, yang sebelumnya dilarang, pun bisa ditampilkan dengan bebas. Namun, ia menggarisbawahi bahwa eksistensi budaya dan warga Tionghoa di Indonesia ini terjamin jika masyarakat memiliki pemikiran yang rasional.
"Di Indonesia identitas ini memang masih sangat penting baik etnis maupun agama. Tapi setidaknya etnis Tionghoa sekarang punya peran dan kita lihat juga bagaimana pemilih yang mungkin rasional," tutur Herlijanto.
(arh)http://bit.ly/2t48ECH
February 06, 2019 at 03:42AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bangga Tradisi Tionghoa, Rio Ingin Ikut Ajang Barongsai Dunia"
Posting Komentar