
SKK Migas mencatat temuan tersebut merupakan yang terbesar keempat di dunia selama periode 2018-2019. Temuan di Sakakemang diungguli oleh sumur Calypso 1 di Siprus, Obskaya Severnaya 1 di Rusia, dan 1-STAT-010A-SPS di Brazil.
Untuk Indonesia sendiri, penemuan ini merupakan yang paling signifikan selama 18 tahun ini. Sebelumnya, cadangan gas ditemukan di Sumur Kaliberau Dalam 2X (KBD2X) pada kedalaman 2.430 meter pada awal Februari 2019 lalu.
"Ini seperti cari jodoh saja, dikerjakan bertahun-tahun tidak dapat tetapi ini dimulai 2017. Alhamdulillah dengan fractured basement reservoir didapat," ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam jumpa pers di kantor Kementerian ESDM, Kamis (21/2).
Secara keekonomian, pengembangan Blok Sakakemang cukup bagus karena hanya berjarak 60 kilometer (km) dari pipa Blok Corridor yang telah berproduksi. Dengan infrastruktur tersebut, gas yang dihasilkan bisa disalurkan langsung ke Jawa dan Singapura.
Manajer Senior Perwakilan Hukum Eksplorasi dan Opcom David Ramos mengungkapkan perusahaan mendapatkan hak pengelolaan sejak 2010 dengan masa berlaku 30 tahun. Selanjutnya, perusahaan berupaya agar bisa segera memproduksi gas dari Blok Sakakemang.
"Kami akan mencoba untuk mempercepat produksi, semoga bisa dalam lima tahun," ujarnya.
Di tempat yang sama, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menyambut temuan tersebut. Dengan diberikannya hak pengelolaan Blok Migas South Sakakemang bulan ini, Arcandra berharap Repsol bisa menemukan cadangan yang lebih besar lagi.
"Semoga nanti di sekitar area ini juga bisa ditemukan cadangan-cadangan baru termasuk di wilayah kerja baru yang diambil Repsol South Sakakemang yang lokasinya berdekatan dengan WK Sakakemang," ujarnya.
(sfr/agt)https://ift.tt/2BMYQS7
February 22, 2019 at 03:53AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cadangan Gas Blok Sakakemang Ditaksir 2 Triliun Kaki Kubik"
Posting Komentar