Ambarditya, warga Indonesia yang telah tinggal di New York sejak 2012 lalu bersama suaminya, mengatakan cuaca dingin ekstrem membuat dirinya cukup kesulitan menggunakan jasa pesan antar makanan.
"Kendalanya banyak toko tutup jadi layanan food delivery agak terganggu. Hari ini saya tidak keluar rumah seharian karena baru memikirkan (cuaca) saja otak sudah beku," ucap perempuan yang akrab disapa Tya itu kepada CNNIndonesia.com pada Sabtu (3/2).
"Setiap Januari memang selalu ada saja cuaca ekstrem, badai salju lah, polar vortex, dan lain-lain jadi negara bagian sudah biasa dan antisipasi," katanya.
"Semua warga dapat notifikasi dari ponsel semacam alert untuk tetap waspada terkait cuaca ekstrem ini."
Menurut Sekretaris I KBRI untuk urusan informasi dan media, Rahmat Hindiarta Kusuma, sekolah dan perkantoran masih beraktivitas seperti biasa meski cuaca sempat turun drastis dari -7 derajat menjadi -18 hingga -20 derajat Celcius.
"Kami di DC masih bisa beraktivitas seperti biasa. Kami juga terus memonitor keadaan WNI di sini," kata Rahmat.
Cuaca ekstrem terparah, katanya, terjadi di wilayah Chicago, Illinois, Michigan, Wisconsin, di mana suhu bisa mencapai -34 derajat Celcius.
"Akibat cuaca buruk, KJRI Chicago bahkan tutup sementara pada Kamis kemarin. Jika ada WNI yang membutuhkan bantuan bisa menghubungi hotline KBRI atau KJRI," katanya. (rds/has)
http://bit.ly/2SiEZUw
February 03, 2019 at 08:51PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cuaca Ekstrem, WNI di AS Masih Beraktivitas Seperti Biasa"
Posting Komentar