Meski demikian, pelemahan rupiah masih lebih baik ketimbang seluruh mata uang Asia yang bertekuk lutut di hadapan dolar AS pada pagi ini. Baht Thailand dan yen Jepang harus menyerah 0,04 persen dan 0,05 persen terhadap dolar AS pada pagi ini. Kemudian, won Korea Selatan melemah 0,06 persen, dolar Taiwan melemah 0,09 persen, sementara dolar Singapura melemah 0,1 persen.
Kemudian, peso Filipina melemah 0,11 persen dan rupee India harus keok 0,24 persen. Mata uang terlemah kali ini dicatat oleh yuan China dengan pelemahan 0,69 persen.
Mata uang negara-negara maju juga menunjukkan tren serupa. Poundsterling Inggris mencatat pelemahan 0,03 persen, sementara euro dan dolar Australia kalah 0,01 persen dan 0,17 persen terhadap dolar AS.
Analis pasar uang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rully Arya Wisnubroto mengatakan hari ini rupiah berpotensi melemah hingga kisaran Rp14.100 per dolar AS yang disebabkan koreksi teknikal. Kondisi ini terjadi di tengah sentimen yang cenderung bisa mengangkat nilai rupiah.
Dari sisi domestik, angka inflasi Januari sebesar 0,32 persen yang lebih rendah dari bulan lalu 0,62 persen seharusnya bisa dianggap angin segar bagi rupiah. Sampai saat ini, pelaku pasar masih terpengaruh oleh pernyataan dovish bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed pada pekan lalu.
"Secara keseluruhan masih positif. Tapi untuk menguat ke angka Rp13.800 per dolar AS rasanya masih belum bisa," jelas Rully kepada CNNIndonesia.com, Senin (4/2). (glh/lav)
http://bit.ly/2RzptPC
February 04, 2019 at 03:52PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dibuka Rp13.950 per Dolar AS, Rupiah dan Mata Uang Asia Loyo"
Posting Komentar