
Sore hari ini, mata uang utama Asia tercatat melemah terhadap dolar AS. Baht Thailand melemah 0,28 persen, sementara peso Filipina melemah sebesar 0,27 persen. Kemudian, won Korea Selatan dan ringgit Malaysia masing-masing melemah sebesar 0,15 persen dan 0,14 persen. Terakhir, dolar Singapura juga tercatat melemah 0,04 persen.
Kendati demikian, beberapa mata uang utama Asia tercatat mengalami penguatan, seperti dolar Hong Kong yang menguat 0,02 persen, rupee India yang menguat 0,04 persen, dan yuan China yang menguat 0,1 persen. Juara di Asia kali ini diraih oleh yen Jepang yang menunjukkan penguatan 0,12 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan pergerakan rupiah hari ini masih terpengaruh oleh risalah tim Federal Open Market Commitee (FOMC) pada Rabu (21/2) malam. Di dalam pertemuan itu, petinggi bank sentral AS The Fed masih menakar perlu tidaknya kenaikan suku bunga acuan Fed Rate di tahun ini.
"Dan di dalam risalah The Fed juga diumumkan bahwa mereka meneliti lebih lanjut, ternyata ekonomi AS diprediksi tidak akan seburuk yang diperkirakan," jelas Ariston kepada CNNIndonesia.com, Kamis (21/2).
Ariston mengatakan tidak ada sentimen domestik berarti dari dalam negeri yang menyokong pergerakan rupiah hari ini. Sikap Bank Indonesia yang menahan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate di angka 6 persen tak berpengaruh apapun terhadap rupiah.
https://ift.tt/2DYfZsu
February 21, 2019 at 11:51PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Lunglai ke Rp14.072 per Dolar AS Gara-Gara The Fed"
Posting Komentar