
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp13.990 per dolar AS atau menguat dibanding posisi Jumat yakni Rp14.007 per dolar AS. Adapun, hari ini rupiah diperdagangkan di kisaran Rp13.976 hingga Rp14.005 per dolar AS.
Sore hari ini, sebagian mata uang utama Asia menguat terhadap dolar AS. Won Korea Selatan tercatat menguat 0,21 persen, kemudian yen Jepang menguat 0,19 persen. Selanjutnya, dolar Singapura juga ikut menguat sebesar 0,01 persen.
Di sisi lain, mayoritas mata uang utama Asia menunjukkan pelemahan. Dolar Hong Kong, contohnya, melemah 0,01 persen. Sementara itu peso Filipina, rupee India, dan ringgit Malaysia mencatat pelemahan masing-masing 0,05 persen, 0,09 persen, dan 0,1 persen.
Sementara itu, mata uang negara-negara maju bergerak bervariasi. Poundsterling Inggris menguat 0,39 persen. Namun, euro dan dolar Australia sama-sama melemah 0,01 persen dan 0,34 persen.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibahim mengatakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh tiga faktor eksternal. "Pertama, pelaku pasar merasa lega setelah AS sepakat menunda kenaikan tarif barang-barang China yang sedianya dimulai 1 Maret mendatang," katanya Selasa (26/2).
Sentimen tersebut cukup memberikan angin segar pada rupiah. Kedua, pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa ia dan Presiden China Xi Jinping akan mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) penandatanganan perdamaian perang dagang.
"Kemudian, Perdana Menteri Inggris Theresa May sedang mempertimbangkan menunda batas waktu keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). May diperkirakan akan mengizinkan kabinetnya untuk membahas perpanjangan batas waktu melampaui 29 Maret pada pertemuan hari Selasa," jelasnya.
https://ift.tt/2H54SRt
February 26, 2019 at 11:47PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sinyal Damai Perang Dagang Bikin Rupiah Masuk Level Rp13 Ribu"
Posting Komentar