Sebuah penelitian membuktikan bahwa anak yang rutin sarapan memiliki nilai rata-rata akademik yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang jarang sarapan.
Penelitian ini dilakukan oleh spesialis konsultan gizi dan metabolik, dr I Gusti Lanang Sidiartha. Dia mengambil sampel sebanyak 178 siswa SD 1 Taro, Gianyar, Bali. Para siswa ditanya mengenai kebiasaan dan menu sarapan mereka.
Hasilnya, sebanyak 51,7 persen siswa terbiasa sarapan dan sisanya tidak pernah sarapan. Dari sini, peneliti melihat nilai mereka di akhir semester. Dengan rata-rata nilai 71,7, sebanyak 45 persen anak yang sarapan memperoleh nilai di atas rata-rata.
"Mereka yang nilainya di atas rata-rata menu sarapannya lengkap [nutrisinya]. Untuk pemenuhan karbohidrat biasa dengan nasi atau variasi dengan mi, lauk pauk itu ikan, telur, daging ayam, dan sayur pun ada," jelas Lanang saat ditemui usai presentasi penelitian dalam acara Energen : Konsentrasi Ciptakan Mimpi di Sport Hall CGV, FX Sudirman Mall, Jakarta Selatan, Kamis (21/2).Menurut dia, sarapan sangat penting sebab tubuh tidak memperoleh asupan apa pun saat tidur. Tubuh memiliki mekanisme mengeluarkan enzim leptin agar timbul rasa kenyang sehingga tidur tidak terganggu.
Anak rata-rata sebaiknya tidur selama 6-8 jam. Saat bangun, maksimal 1-2 jam tubuh harus diberi asupan.
Untuk anak, sarapan akan menyediakan energi yang cukup, mencegah rasa lapar, menambah konsentrasi belajar, menambah daya serap, dan memberikan ketersediaan glukosa untuk menunjang aktivitas otak, khususnya saraf neurotransmiter.
Bahan makanan untuk sarapan dapat dikelompokkan jadi tujuh yakni, makanan pokok (biji-bijian, akar-akaran), kacang-kacangan, produk susu, daging, telur, makanan yang mengandung vitamin A, serta sayuran dan buah. Lanang berkata, dari tujuh kategori ini, paling tidak menu sarapan meliputi empat jenis termasuk makanan pokok.
Ahli neuroanatomi dan neurosains, Taufiq Pasiak mengatakan, otak manusia terus mengalami perkembangaan, bahkan hingga usia lanjut sekalipun. Perkembangan ini meliputi fisik dan kecerdasan.Taufiq berkata bahwa seorang anak tak boleh melewatkan pagi tanpa sarapan. Sarapan, kata dia, harus bersifat rutin. Jika kebiasaan sarapan dimulai sejak dini, maka kebiasaan itu akan terbawa hingga dewasa.
"Sarapan itu berpengaruh pada walking memory [memori jangka pendek]. Selain itu, sarapan berpengaruh pada emosional dan kewaspadaan. Dengan sarapan, orang bisa tenang," kata dia dalam kesempatan serupa. (els/asr)
https://ift.tt/2GIYRe7
February 25, 2019 at 04:24PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Studi: Rutin Sarapan Bikin Otak Cerdas"
Posting Komentar