
Juru kampanye TKN Budiman Sudjatmiko mengatakan debat capres merupakan adu gagasan, bukan soal hukum atau kultur meminta maaf.
"Kalau salah, bongkar dalam debat berikutnya. Selesaikan di debat berikutnya," ujar Budiman di Posko Cemara, Jakarta, Kamis (21/2).
Budiman menuturkan Jokowi tidak salah menyampaikan data dalam debat capres. Dalam hal kebakaran hutan dan lahan (karhutla), ia menjelaskan Jokowi menyampaikan fakta. Sebab, ia mengatakan tak pernah terjadi karhutla selama Jokowi menjabat. Kata dia, terbukti dari tidak ada masalah penerbangan dan gangguan berkendara di kawasan yang semula sering terjadi karhutla, seperti di Riau.
"Bedakan antara kebakaran dengan titik api. Titik api itu memang tradisi dari dulu, sudah ada di mana-mana. Misal, orang bakar semak-semak. Tapi itu tidak menimbulkan penyebaran secara masif sehingga menimbulkan, kalau bahasa sunda Kahuruan atau api yang menyebar," ujarnya.
Dalam konteks korban konflik agraria, ia konteks yang disampaikan Jokowi terkiat dengan pelaksanaan infrastruktur. Ia menyebut selamapemerintah melaksanakan pembangunan infrastruktur tidak pernah terjadi konflik yang menelan korban.
"Ketika pembangunan infrastruktur itu tidak ada korban. Bahwa masih ada korban-korban di luar infrastruktur, iya," ujarnya.
Kekecewaan BPN
Budiman menilai desakan permintaan maaf dari Jokowi merupakan cara BPN menutupi kekecewaanya terhadap Prabowo yang gagal unggul dalam debat kedua. Ibarat suporter sepak bola, ia berkata BPN kecewa penyerang gagal mencetak gol dan marah-marah kepada wasit.
"Jadi strikernya tidak jadi penyerang, malah jadi bek, mundur bertahan. Bahkan malah ikut melakukan gol bunuh diri," ujar Budiman.
Politisi PDIP ini mengaku tidak mengerti alasan Prabowo bertahan saat debat. Ia hanya menduga Prabowo ingin menjadi dirinya sendiri. Sebab, ia melihat selama ini Prabowo diselimuti oleh obsesi dan ambisi orang-orang di sekelilingnya.
"Atau buat sesuatu yang lebih baik kalau Pak Prabowo menganggap apa yang dilakukan Pak Jokowi sudah baik, tawarkan sesuatu yang jauh lebih baik," ujarnya.
Anggota BPN TB Ardi Januar mendesak Jokowi segera meminta maaf kepada publik karena telah menyebarkan data yang bersifat bohong atau hoaks dalam debat putaran kedua Pilpres 2019.
Ardi menilai salah kutip data merupakan hal yang wajar dan bisa terjadi kepada semua pihak. Namun, Jokowi harus meminta maaf karena data-data hoaks tersebut telah menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat, bahkan di media sosial.
"Sejatinya seorang pemimpin harus bisa memberikan contoh dengan cara ksatria meminta maaf kepada publik bila kedapatan melakukan kesalahan," kata Ardi, Kamis (21/2).
[Gambas:Video CNN] (jps)
https://ift.tt/2Xiu50P
February 22, 2019 at 01:09AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "TKN Tantang Prabowo Bongkar Kebohongan Jokowi di Debat Capres"
Posting Komentar