Wiranto: Makanya Hati-hati dengan Doa

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengenang kegagalannya dalam pemilihan presiden di Indonesia. Wiranto mengaku gagal sebagai pemimpin negeri karena doa masa kecilnya.

"Karena cita-cita dekat presiden, kalau doanya jadi presiden mungkin dikabulkan. Makanya hati-hati dengan doa," kata Wiranto di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (24/2).


Wiranto diketahui sempat mencalonkan diri sebagai presiden dalam Pemilu 2004 berpasangan dengan Salahuddin Wahid dan kalah. Selanjutnya, pada 2009 Wiranto juga pernah mendaftar sebagai calon wakil presiden mendampingi Jusuf Kalla, namun saat itu juga gagal.

"Makanya Wiranto 2004 nyalon presiden gagal, lalu nyalon lagi 2009 wakil presiden gagal lagi. Mungkin itu karena doa saya," katanya.

Dia bercerita saat masih anak-anak sempat memanjatkan doa dari atas pohon cemara sembari melihat pidato Presiden Sukarno. Katanya, ia berdoa agar diberi kesempatan dekat dengan Presiden, dan bukan menjadi presiden.

"Waktu kecil Pak Wiranto pernah naik cemara saat tinggal di Solo. Itu dekat gedung tempat Presiden Sukarno pidato. Anak kecil pengen lihat presidennya ya naik cemara," kata Wiranto.

"Sambil di atas cemara saya berdoa, ya Allah mudah-mudahan suatu saat saya diberi kesempatan dekat dengan presiden. Itu 1956 dulu saat Pak Wiranto masih SD," ucapnya lagi.

Singkat cerita, Wiranto mengatakan doa tersebut dikabulkan hingga empat presiden berbeda, yaitu Soeharto, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, BJ Habibie, dan kini mengawal pemerintahan Joko Widodo.

Ajak Doakan Jokowi Lanjut Jadi Presiden

Dalam deklarasi dukungan dari Arus Baru Muslimah (ABM) terhadap pasangan calon nomor urut 1 itu, Wiranto turut mengajak mendoakan agar Jokowi dan Ma'ruf Amin menang saat Pilpres 2019.

"Kita semua sekarang ini doakan agar Pak Jokowi bisa lanjut didampingi Pak Ma'ruf. Kita doakan terkabul. Karena ada ayat pada Alquran manusia kalau engkau sungguh sungguh meminta maka akan dikabulkan," ucap Wiranto.

Wiranto mengatakan, Jokowi, sebagai pemimpin tidak perlu diragukan. Itu menurutnya disimpulkan berdasarkan pengalaman selama hampir lima tahun menjadi 'pembantu' Jokowi.

Ia menilai Jokowi sudah menjalankan segala tugas dan misi negara untuk membangun Indonesia dari segala aspek, mulai dari sisi keamanan dan melindungi masyarakat, kesejahteraan umum, kecerdasan, hingga meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.

"Makanya kalau TNI butuh kapal selam silakan, pesawat, senjata baru silakan, bahkan membangun dari pinggirian untuk memperkuat pertahanan Indonesia," ucapnya.

Selain itu, ia berpendapat bahwa Jokowi telah berhasil menjadi pemimpin yang mendengar keluh kesah rakyat. Lanjut Wiranto, Jokowi juga ikut mencarikan solusi agar masalah yang ada pada rakyat selesai.

"Dulu sidang kabinet lima kali sebulan, sekarang ini satu minggu dua, tiga hari sidang kabinet. Setiap sidang ada dua tiga empat perkara yang dibincangkan Presiden. Mengapa karena beliau sangat perhatian mendengar suara hati rakyat didengarkan lewat blusukan dan dibawa ke sidang dan diputuskan. Jadi ada 24 kali sidang kabinet sebulan," kata Wiranto.

"Artinya apa, suara rakyat didengarkan oleh Presiden. Itu suka blusukan untuk melihat dan mengecek apa sebenarnya yang dirasakan rakyat. Dari blusukan juga tahu mana yang tidak bekerja. Ini cara kerja yang saya anggap luar biasa," kata mantan Panglima TNI itu.

(ryh/dea)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2EuRTHd

February 25, 2019 at 03:00AM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Wiranto: Makanya Hati-hati dengan Doa"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.