
Seperti dilaporkan Associated Press, Rabu (20/2), penutupan akses bagi orang asing itu sudah berlangsung selama beberapa pekan. Dari sejumlah agen perjalanan di Tibet yang dikontak, yakni Tibet Youth International Travel Service, Tibet Vista, dan Go to Tibet menyatakan mereka tidak diizinkan memfasilitasi kunjungan orang asing hingga 1 April mendatang.
Belum jelas sejak kapan larangan itu diberlakukan, tetapi menurut laporan hal itu dimulai sejak awal Februari. Para pegawai juga menolak membeberkan secara rinci alasan pelarangan itu, termasuk ketika diminta untuk menyebutkan nama untuk keperluan kutipan dalam pemberitaan.
Meski demikian, larangan bagi orang asing berkunjung ke Tibet memang bukan kali ini saja diterapkan. Bahkan wartawan dan diplomat pun tidak diperkenankan masuk ke sana karena dijaga ketat tentara China. Namun, peringatan 60 tahun penjajahan Tibet oleh China menjadi daya tarik tersendiri.
China mengklaim Tibet adalah wilayahnya dan Dalai Lama adalah simbol separatis. Mereka juga menganggap Kerajaan Tibet sebagai wujud feodalisme dan merupakan musuh ideologi komunisme yang dianut Negeri Tirai Bambu.
Pada 2009 sempat pecah kerusuhan di Ibu Kota Lhasa dan sekitarnya. Warga Tibet menyerang dan merusak individu serta entitas bisnis warga China hingga menewaskan 18 orang.
Aksi bakar diri juga kerap dilakukan oleh warga dan pendeta Buddha Tibet sebagai bentuk protes atas pendudukan China, dan meminta Dalai Lama kembali.
https://ift.tt/2GxyWGh
February 21, 2019 at 04:16AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "China Tutup Sementara Tibet Menjelang 60 Tahun Pendudukan"
Posting Komentar