Maklum, kami sedang dalam fase bulan madu yang kesekian kalinya sekaligus menjalani program kehamilan hehehe. Setelah menelusuri banyak situs ulasan wisata, jadilah saya memilih Trizara Resorts di kawasan Lembang, Bandung.
Menikmati liburan bersama istri jadi 'obat' mujarab pelepas penat sekaligus mempererat keharmonisan rumah tangga. Jika biasanya kami jalan-jalan ke mal, maka glamping baru pertama kami lakukan. Bukan cuma deg-degan saat melewati malam di sana, saya juga deg-degan jika istri jadi merasa kurang nyaman.
Kereta api jadi moda transportasi pilihan saya dan istri untuk menuju Trizara Resorts. Selain biaya yang cukup terjangkau, saya tak perlu menghadapi ancaman kemacetan yang menjengkelkan. Maklum, Bandung sudah terpapar virus kemacetan pelik dari Jakarta.Dari Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Anda cukup menyediakan uang sebesar Rp100 hingga 250 ribu untuk menebus satu tiket. Besaran harga tiket tergantung dari kelas dan waktu keberangkatan yang dipilih.
Waktu tempuh menggunakan kereta hanya memakan waktu sekitar 3 jam. Perjalanan kian tak terasa karena kami sempat tertidur pulas beberapa jam.
Sebelum memulai petualangan glamping, saya memilih menyediakan satu hari menetap di Kota Bandung. Mengunjungi beberapa lokasi kuliner dan bertemu kerabat yang menetap di sana menjadi serba mudah karena bantuan taksi online.
Sensasi Glamping Seksi
Setelah 'kurang' puas menjelajah Kota Bandung selama sehari, petulangan glamping di Lembang pun dimulai. Sepanjang menuju Jalan Pasirwangi Wetan, Lembang, Bandung, Anda akan menemui jalan berbatu yang cukup asyik bila menggunakan mobil off road.
Anda juga akan merasakan sensasi tanjakan tinggi yang disebut 'tanjakan cinta' sebelum sampai di gerbang tinggi menjulang bertuliskan Trizara.
Pemandangan dari ketinggian Trizara Resorts. (CNN Indonesia/Jun Mahares)
|
Begitu masuk gerbang utama, Anda akan dimanjakan dengan pemandangan luas bernuansa hijau menggunakan rumput sintetis. Lokasi ini biasanya digunakan untuk kegiatan yoga atau zumba bagi pengunjung Trizara.
Trizara sendiri diambil dari bahasa sansekerta yang berarti taman surga. Maklum, sang empunya tempat, Kunal Topandasani, berasal dari India. Tak heran bila arsitektur dan pernak-pernik di sini kental dengan nuansa India.
Meski demikian, Kunal tetap melestarikan sejarah Indonesia. Di sepanjang jalan petak ada sejumlah gambar pahlawan Indonesia dilengkapi dengan keterangan singkat.
Oh ya, bagi yang belum tahu, glamping adalah singkatan glamourous camping atau berkemah di tenda dengan fasilitas mewah. Anda tak perlu repot membawa perlengkapan mandi atau senter karena fasilitas di sini memadai bahkan seperti menginap di hotel berbintang.
Kamar di unit glamping Trizara Resorts. (CNN Indonesia/Jun Mahares)
|
Ada tiga jenis kamar yang disediakan di lokasi glamping seluas 3 hektare ini. Netra: kamar bertipe deluxe untuk dua orang, Nasika dan Svada untuk keluarga berkapasitas empat orang atau lebih, serta Zana yang diperuntukan pasangan bulan madu.
Tenda yang digunakan bukan dari bahan biasa. Cukup tebal untuk menghadang terpaan angin dan hujan sehingga cukup hangat di malam hari. Interiornya didesain minimalis layaknya kamar hotel.
Tempat tidurnya menggunakan kasur empuk dan tebal bukan matras seperti berkemah biasa. Ada pula rak untuk menyimpan baju, meja tulis, dan peti kayu yang bisa digunakan menyembunyikan benda berharga.
Jangan takut kesulitan untuk membuat minuman hangat sendiri. Pengelola penginapan juga sudah menyediakan water heater, cangkir, dan ragam minuman seperti teh, kopi, dan krimer yang bisa Anda bikin kapanpun diinginkan.
Kamar mandinya pun mewah. Menggunakan lantai keramik bersih dilengkapi toilet duduk, shower air panas dan dingin, handuk bersih, hingga cermin. Perlengkapan mandi seperti sabun, sampo, sikat dan pasta gigi, hingga body lotion pun ada.
Tenda yang saya inapi, Netra, menghadap Gunung Tangkuban Perahu dilengkapi teras dan kursi santai. Sangat cocok untuk menghabiskan sore dengan menikmati pemandangan asri nan sejuk ditemani kudapan dan minuman hangat.
Karena hujan di malam hari, saya tidak sempat menjajal ritual bakar-bakar yang lumrah saat camping. Padahal pengelola menyediakan tempat bakaran sekaligus api unggun.
Tapi tenang, Anda tak perlu pusing urusan perut. Selayaknya hotel, kita bisa memesan sarapan, makan siang, hingga makan malam sesuai dengan selera lidah. Mulai dari makanan lokal atau ala western.
Bagi pengunjung yang ingin bersantai tanpa menginap, Trizara juga menyediakan paket piknik di beberapa lokasi yang Instagramable. Anda bisa duduk-duduk di taman dilengkapi keranjang piknik berisi camilan seperti roti lapis, buah-buahan, dan minuman. Tapi, tentu dikenakan biaya Rp100 ribu per orang.
Outbond Seru
Kegiatan outbond menjadi salah satu hiburan paling seru di sini. Anda bisa menjajal flying fox, ATV, panahan, atau futsal jika datang bersama rombongan.
Saya sendiri menjajal ATV bersama istri. Memang lintasan yang dimiliki tidak luas tapi cukup seru untuk balapan. Saya sendiri sengaja mengalah saat balapan dengan istri yang benar-benar menikmati ATV untuk kali pertama. Hehehe...
Permainan ATV di Trizara Resorts. (CNN Indonesia/Jun Mahares)
|
Semula saya mengira bisa mencicipi off road di sini. Namun, ternyata kegiatan tersebut untuk sementara ditutup karena fasilitas yang kurang memadai.
Jadilah saya mengganti kegiatan dengan bersepeda mengelilingi kompleks Trizara. Banyaknya tanjakan cukup membuat otot paha tertarik karena sudah jarang bersepeda.
Oh ya, bagi Anda yang bawa anak-anak bisa menikmati beberapa fasilitas gratis seperti ayunan dan trampolin. Tidur pun terasa lebih pulas setelah menjalani rangkaian aktivitas luar ruangan.
Mengusung tema kembali ke alam, Trizara tidak menyediakan televisi atau radio. Namun, jangan cemas, Anda masih bisa mengakses informasi via internet karena fasilitas wifi yang cukup kencang.
Sayang, suasana heningnya malam sesekali terganggu raungan motor penduduk di sekitar penginapan. Beruntung, udara yang sejuk tetap bisa membuat tidur kami pulas.
Glamping di Trizara menjadi pengalaman menyenangkan bagi kami, terutama istri yang merasa bahwa fasilitas glamping yang disediakan tak mengesampingkan kenyamanan. Saya pun merasa bahagia, karena sepulang dari sana istri saya diberkahi kehamilan anak kami yang pertama.
(ard)
http://bit.ly/2Bh3Q1c
February 04, 2019 at 12:57AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Glamping di Taman Surga Bandung"
Posting Komentar