Supriono mengatakan dari tiga pertandingan di fase Grup B, performa pemain masih jauh dari harapan. Meski begitu, ia mengapresiasi kerja keras dan semangat Garuda Muda yang mampu melangkah ke semifinal Piala AFF U-22 usai menang 2-0 atas tuan rumah Kamboja, Jumat (22/2) malam.
"Kalau saya lihat, kurangnya lebih ke pemahaman taktikal secara individu. Karena sepak bola perlu kolektivitas dan kolektivitas itu kan muaranya dari individu," ucap Supriono yang juga mantan penggawa Timnas Indonesia Primavera itu kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (23/2).Timnas Indonesia meraih hasil imbang 1-1 saat berhadapan dengan Myanmar di laga perdana. Kemudian kembali meraih hasil imbang 2-2 bersama Malaysia sebelum menang 2-0 atas tuan rumah Kamboja.
![]() |
Firza Andika yang menempati pos bertahan disebut Supriono praktis jarang melakukan overlapping, beda halnya dengan Asnawi Bahar. Begitu juga Osvaldo Haay yang lebih sering menunggu posisi nyaman untuk menjadi eksekutor, walaupun posisinya sudah masuk ke dalam box penalti lawan.
"Apakah itu bagian dari strategi untuk bisa meredam kemampuan Kamboja. Nah, pemahaman-pemahaman ini yang perlu ditingkatkan, pemahaman taktikal indiviudu.
Kembali lagi, ekspektasi masyarakat kita ini tinggi sekali," ujar Supriono.
Di semifinal, Timnas Indonesia U-22 bakal berhadapan dengan Vietnam yang tampil sebagai juara di Grup A. Vietnam juga menjadi salah satu lawan yang cukup tangguh pada persaingan di kawasan Asia Tenggara.
Terlebih, Vietnam mampu menunjukkan produktivitas gol yang cukup baik selama di fase grup lewat enam gol dan hanya sekali kebobolan.
"Ini jadi sebuah evaluasi dan analisa dari tim Indra Sjafri. Ingat, Vietnam baru saja lolos di Piala Asia. Dari situ, otomatis ke bawahnya [level timnas] pun akan sama. Pakem mereka, sistem mereka, pondasi mereka dan metodologi mereka bakal sama. Tinggal kesiapan timnas dan taktik serta strategi yang tepat untuk meredam militansi Vietnam, itu yang penting," jelasnya.
![]() |
Pembuktian Marinus di Timnas Indonesia
Sementara itu, Supriono menyebut sudah banyak perubahan positif yang ditunjukkan Marinus Wanewar di Timnas Indonesia sejak bergabung dengan Bhayangkara FC musim lalu.
"Memang penyakit yang ada di sepak bola itu rasis. Tapi ketika dia mampu mengontrol emosi, jangan sampai terpancing, jangan sampai terprovokasi akhirnya dia mampu membuktikan itu jadi poin lebih buat Marinus."
"Sekarang momentum pembuktian Marinus bahwa dia sudah jauh lebih dewasa. Kedua, dia pantas untuk berbaju timnas. Itu yang harus dia jawab walaupun sekarang dia sudah mampu cetak tiga gol yang bisa membuatnya lebih percaya diri. Mereka harus berbuat sesuatu untuk bangsa dan negara dengan sportivitas, dengan prestasi, itu yang kita harapkan bersama," tutur Supriono. (TTF/ptr)https://ift.tt/2U8vFAo
February 24, 2019 at 01:54AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ke Semifinal, Timnas Indonesia U-22 Kurang Pemahaman Taktik"
Posting Komentar