Neraca Pembayaran Indonesia 2018 Defisit Hingga US$7,3 Miliar

Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat neraca pembayaran Indonesia (NPI) sepanjang 2018 defisit sebesar US$7,3 miliar. Angka itu berbanding terbalik dengan capaian 2017 lalu yang surplus sebesar US$11,6 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Yati Kurniati menjelaskan neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) sebesar US$31,1 milliar. Angka itu membengkak dari posisi defisit transaksi berjalan pada 2017 sebesar US$17,31 miliar.

Kondisi tersebut disebabkan oleh nilai impor yang masih lebih besar dibandingkan dengan ekspor tahun lalu. Hal ini kerap terjadi sejak awal tahun. Kendati demikian, bank sentral mengklaim defisit terjadi karena kebutuhan yang produktif.


"Defisit ini utamanya untuk kebutuhan produktif, impor tumbuh tinggi. Komponen dari CAD ini kan terdiri dari neraca perdagangan barang, jasa, pendapatan primer, dan sekunder," kata Yati, Jumat (8/2).

Bila dirinci, neraca perdagangan barang defisit sebesar US$431 juta, neraca perdagangan jasa sebesar US$7,1 miliar. Sementara itu, pendapatan primer minus US$30,42 miliar dan sekunder surplus US$6,89 miliar.

"Sebenarnya kalau neraca jasa dan lain-lain membaik, yang berkontribusi keburukan dari neraca perdagangan barang," terang Yati.


Ia berpendapat, neraca perdagangan ini sangat bergantung pada kondisi eksternal, dalam hal permintaan global. Ditambah, harga komoditas bergejolak sepanjang tahun lalu.

"Ekspor Indonesia kan banyak komoditas primer, lebih dari 50 persen ini produk primer yang diekspor. Itu sangat tergantung pada harga komoditas global," jelas Yati.

Sementara itu, jumlah surplus transaksi modal dan finansial tak bisa menutup transaksi berjalan pada 2018. Bila dirinci, transaksi modal tercatat sebesar US$93 juta dan finansial sebesar US$25,1 miliar.


"Transaksi ini banyak dipengaruhi investasi modal asing, banyak pada kuartal IV khususnya karena kuartal I, II, dan III banyak dana asing keluar," ujar Yati.

Lebih rinci, transaksi finansial ini terdiri dari investasi langsung, investasi portofolio, derivatif finansial, dan investasi lainnya. Mayoritas investor menanamkan dana di investasi langsung sebesar US$13,84 miliar, sedangkan portofolio sebesar US$9,34 miliar, derivatif finansial minus US$74 juta, dan investasi lainnya US$1,99 miliar. (aud/lav)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2DuFGkj

February 09, 2019 at 12:17AM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Neraca Pembayaran Indonesia 2018 Defisit Hingga US$7,3 Miliar"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.