"Penyebab pertama gesekan adalah adanya provokasi. Provokasi ditujukan agar terjadi konflik TNI dan Polri. Karena TNI/Polri sama-sama punya kekuatan besar," ujar Hadi dalam pidato di rapat pleno khusus Lembaga Pengkajian MPR bertema 'Pembahasan Pertahanan Keamanan dan Wilayah Negara' di kompleks MPR/DPR, Jakarta, Rabu (27/2).
Melihat hal itu, Hadi menyatakan dirinya memprakarsai program sinergitas TNI dan Polri. Ia menyatakan program itu bertujuan untuk membangun soliditas antara TNI dan Polri hingga pada tataran paling bawah agar tak mudah terjadi benturan.
"Dan hasilnya sangat baik. Perkelahian TNI/Polri turun sangat tajam. Hampir di setiap kegiatan, termasuk bila Pak Tito [Kapolri Jenderal Tito Karnavian] kalau ke wilayah itu dijemput TNI. Saya akhirnya dekat dengan Kapolri lahir batin," ungkap Hadi.
Kemudian faktor kedua, kata Hadi, mental oknum TNI/Polri yang kurang baik. Ia mencontohkan rendahnya mental itu ditunjukkan ketika oknum TNI/Polri kedapatan mengunjungi tempat hiburan malam.
Ia menilai potensi gesekan antara oknum TNI dan Polri di tempat hiburan malam sangat tinggi intensitasnya.
"Jadi waktu yang tak seharusnya jam 12 malam di diskotek di luar dan bukan pada tempatnya yang seharusnya dilarang. Saya saja tak pernah ke diskotek," kata Hadi.
Kemudian, Hadi menyatakan penyebab lainnya adalah disiplin oknum TNI/Polri yang rendah. Ia menyatakan masih banyak oknum TNI/Polri yang berusaha menyelesaikan gesekan yang terjadi tanpa melapor ke komandannya.
"Mereka berusaha selesaikan masalah tanpa lapor ke komandannya, diselesaikan sendiri. Apalagi dilaksanakan anak-anak yang emosinya masih tinggi," kata dia.
Presiden Jokowi diapit Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
|
Lebih lanjut, Hadi menyatakan faktor kesenjangan kesejahteraan antara prajurit TNI dan Polri kerap menjadi pemicu bentrokan.
Melihat hal itu, Hadi menyatakan dirinya telah berkoordinasi dengan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit dari level paling bawah sampai level pejabat tinggi.
"TNI juga kerja sama dengan pemerintah laksanakan pembangunan perumahan nondinas dengan tenor yang panjang. Itu diambil dari tunjangan operasional. Tunjangan kinerja juga yang naik 70 persen," katanya.
Terakhir, tutur Hadi, faktor tugas yang tumpang tindih antara personel TNI/Polri menjadi penyebab gesekan itu terjadi. Ia menyatakan pembedaan antara tugas pertahanan dan tugas keamanan saat bertugas lapangan sangat sulit untuk dibedakan personel TNI dan Polri.
"Di lapangan jadi lebih kompleks. Pertahanan negara itu bagian dari keamanan nasional yang miliki cakupan luas. ketertiban masyarakat kan jadi domain Polri. Overlap enggak terelakkan," kata dia
Pada kesempatan itu, Hadi juga memastikan terkait netralitas personel TNI dalam proses politik. Ia menegaskan TNI lebih mengutamakan kepentingan bangsa ketimbang mengurusi kepentingan politik yang lebih kecil.
"Untuk hak politik memilih dan dipilih, TNI menyadari bahwa hak tersebut merupakan hak setiap warga negara. Namun demikian TNI menyadari kepentingan bangsa dan negara lebih besar daripada hak politik tersebut," ujar Hadi.
[Gambas:Video CNN] (rzr/kid)
https://ift.tt/2Vn0MIn
February 28, 2019 at 01:58AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Panglima Ungkap 5 Faktor Pemicu Gesekan Personel TNI-Polri"
Posting Komentar