
Atmadji mengaku ditugasi Luhut karena sebelumnya Rachland menantang Luhut untuk berdiskusi terkait rencana pemerintah memasukkan perwira TNI aktif di kementerian dan lembaga sipil.
Rachland khawatir rencana tersebut akan membangkitkan lagi Dwifungsi ABRI yang dulu dihidupkan rezim Orde Baru.
"Saya ditugaskan oleh Pak Menko untuk menerima pihak-pihak yang ingin memahami program-program yang sudah, sedang, dan akan dijalankan Kemenko Bidang Kemaritiman," kata Atmadji dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/2).
Atmadji mengatakan sebenarnya tidak perlu ada pihak yang terbawa emosi hanya karena membaca berita yang tidak utuh, apalagi sampai menantang-nantang.
"Ini bukan pelajaran politik yang baik untuk publik. Kita ini Bangsa yang santun," katanya.
Karena itu ia mempersilakan pihak-pihak yang ingin mencari penjelasan bisa datang kepadanya.
"Silakan datang, pintu saya selalu terbuka," ujar Atmadji merujuk pada cuitan Rachland di Twitter yang berbunyi, "Saya undang Luhut Binsar Panjaitan berdebat terbuka mengenai ini menghadapi saya."
Rachland sendiri menyatakan telah menolak undangan Atmadji untuk berdiskusi soal Dwifungsi ABRI. Dia mengatakan tantangannya bukan ditujukan kepada anak buah Luhut."Yang mau kita uji adalah pemikiran Luhut, bukan anak buahnya. Dan dalam pemikiran tidak dikenal birokrasi, sedemikian sehingga seolah pemikiran bisa diwakilkan pada anak buah," ujar Rachland.
Tantangan debat Rachland kepada Luhut ditulis pada Jumat pekan lalu di akun Twitter pribadinya @RachlanNashidik.
"Saya keberatan. Saya undang Luhut Binsar Pandjaitan berdebat terbuka mengenai ini menghadapi saya," tutur Rachland.
Melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Rachland mengatakan bahwa Luhut adalah buldozer politik milik Presiden Joko Widodo. Rachland menegaskan bahwa dirinya siap untuk menghadapi Luhut secara terbuka."Harus ada yang berani menghadapi," ucap Rachland.
(wis)
https://ift.tt/2txXB4W
February 25, 2019 at 07:51PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Soal Tantangan Rachland, Anak Buah Luhut Ungkit Kesantunan"
Posting Komentar