
Sri Mulyani mencontohkan untuk Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang direncanakan hingga kuliah, nantinya akan mencakup bantuan yang selama ini difasilitasi melalui program seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), beasiswa bidik misi, dan beberapa beasiswa yang selama ini disokong oleh Kementerian Agama. Bahkan, KIP ini juga akan mencakup indeks bantuan pendidikan yang selama ini juga dimuat di dalam Program Keluarga Harapan (PKH).
Di dalam program PKH, bantuan indeks pendidikan tercatat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) tercatat sebesar Rp900 ribu, Rp1,5 juta, dan Rp2 juta per tahun per kepala. "Jadi nantinya ini akan ada integrasi bantuan pendidikan dari awal hingga pendidikan tinggi," ujar Sri Mulyani, Senin (25/2).
Begitu pun dengan kartu sembako murah rencana Jokowi, yang menurutnya hanya berbentuk penguatan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Adapun sesuai Peraturan Menteri Sosial Nomor 11 Tahun 2018 tentang Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai. BPNT hanya bisa digunakan untuk membeli dua komoditas saja yakni telur dan beras.
"Begitu juga dengan PKH yang mencantumkan indeks untuk imunisasi, ini juga akan dimasukkan ke dalam Kartu Indonesia Sehat, sehingga kartu ini bisa didesain dan diintegrasikan lagi. Setiap masyarakat bisa terlindungi dari sisi kebutuhan pangan, kesehatan, dan pendidikan," jelas dia.
Dengan demikian, ia juga menganggap integrasinya beberapa program sosial melalui kartu tak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Bahkan menurutnya, ini justru hal positif bagi pemerintah lantaran anggaran bantuan sosial ini bisa lebih akuntabel. Ia juga berharap, integrasi ini bisa dijalankan untuk tahun anggaran 2020 mendatang.
Untuk APBN 2019, pemerintah telah menganggarkan Rp97,9 triliun untuk penanganan kemiskinan, yang terdiri dari program seperti bidik misi, bantuan pangan, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi warga kurang mampu, KIP, dan PKH.
"Menurut saya ini suatu langkah yang bagus dan lebih baik jika dilihat dari dampaknya. Dan dari sisi anggaran tidak akan menimbulkan ledakan, namun ini juga bisa lebih akuntabel karena dana bantuan sosial yang sebelumnya terfragmentasi bisa dikonsolidasikan," pungkas dia. (glh/agi)
https://ift.tt/2EumYuu
February 25, 2019 at 09:08PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sri Mulyani Jelaskan Kartu Bantuan Jokowi Bukan Program Baru"
Posting Komentar