
Kepala Desa Palengaan Laok Syamsul Arifin menyampaikan Hafid dan Bahri merupakan warganya. Keduanya memiliki hubungan kerabat. Selain itu, Hafid juga masih satu garis keturunan dengan Makruf.
Peristiwa ini terjadi di Pasar Palengaan, tepatnya di lokasi penjualan ikan. Hafid dan Bahri saling bertemu di pasar. Sekira pukul 07.00 WIB, Hafid menyerang Bahri dari belakang. Saat itu Bahri sedang duduk berbincang.
"Mereka pergi ke pasar dan bertemu. Kemudian terjadi perkelahian. Sebenarnya sudah tidak ada apa-apa, ini hanya salah paham. Mereka masih satu kerabat," kata Syamsul kepada wartawan, Jumat (26/4).
Syamsul membenarkan insiden pembacokan tersebut merupakan buntut persoalan politik yang sebelumnya menimpa Sahri dan Makruf. Padahal usai peristiwa pertama, Syamsul sudah melakukan upaya mediasi.
"Mungkin salah satu di antara mereka tidak mengetahui. Karena masalah sebenarnya sudah selesai di bawah," ujarnya.
Saat ini Bahri dirawat di Puskesmas Palengaan. Sementara Hafid diamankan Polres Pamekasan setelah menyerahkan diri. Di RS Bahri terbaring lemas. Punggung dan dua kakinya diperban.
Mohammad, saksi kejadian itu mengatakan Hafid membacok Bahri dari belakang. Kemudian Bahri melarikan diri tanpa dibela orang lain.
"Korban (Bahri) melarikan diri ke lokasi penjual ikan. Dia ketakutan dan tergesa-gesa," kata Mohammad saat dimintai keterangan oleh CNNIndonesia.com, Jumat (26/4).
Ditemukan banyak darah di tempat Bahri melarikan diri usai terkena bacokan. Namun Mohammad tidak begitu memperhatikan luka sabetan. Akan tetapi darah tersebut memancur dari tubuh Bahri.
Mohammad mengatakan saat bercucuran darah, Bahri melarikan diri ke rumah sakit. Sebab saat dibacok, Bahri tak sempat melakukan pembelaan untuk menghindar dari insiden tersebut.
[Gambas:Video CNN] (rus)
http://bit.ly/2DzQDln
April 26, 2019 at 10:20PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Beda Pilihan Politik, Pembacokan Kembali Terjadi di Madura"
Posting Komentar