
Michael Saarloos, pemilik toko bunga, mengatakan kalau keluarganya sudah membuka usaha di Kanal Singel sejak tahun 1943.
Ia menjelaskan kalau tokonya terpaksa tutup karena mengalami penurunan penjualan serta kalah bersaing dengan toko souvenir murah.
Penjualannya menurun diakibatkan turis yang datang hanya untuk berfoto, sehingga pengunjung yang ingin berbelanja jadi malas datang.Pasar bunga apung Bloemenmarkt mulai beroperasi sejak 1862. Ketika itu Badan Pariwisata Belanda mengoperasikannya agar kanal-kanal di negaranya--yang masuk dalam daftar UNESCO--memiliki atraksi wisata yang menarik.
Saat ini pasar bunga tersebut tak lagi dihuni oleh toko bunga, melainkan oleh belasan toko-toko penjual souvenir murah khas Belanda, seperti Bunga Tulip plastik dan pajangan kincir angin. Bahkan ada toko ganja di sana.
Saarloos mengaku kalau turis yang datang untuk berfoto membuatnya kesulitan melayani pengujung yang datang untuk berbelanja.
"Saat turis datang berkelompok mereka mengganggu pengunjung yang datang untuk berbelanja. Mereka telah mengacaukan usaha saya," katanya kepada media cetak Belanda, Trouw, seperti yang dikutip dari The Guardian pada Kamis (25/4).
Amsterdam saat ini sedang berjuang menghalau lonjakan turis. Setiap tahunnya sebanyak 18,5 juta turis mendatangi kota ini, sehingga penduduk lokal khawatir dengan kondisi yang disebut "Disneyfikasi".
Diperkirakan sebanyak 23 juta turis datang ke Amsterdam hingga 2025.
Pemerintah kota sudah berencana untuk menerapkan sistem baru agar kedatangan turis tak mengganggu kehidupan 850 ribu warganya.
Turis yang tak menghormati aturan lokal, seperti buang air kecil sembarangan atau buang sampah sembarangan, bakal kena denda.
Turis juga diminta untuk mengunjungi kota lain di Belanda selain Amsterdam.
Saarloos, yang bakal membuka toko bunga baru berjarak 750 meter dari Bloemenmarkt, mengatakan kalau pasar bunga apung itu harusnya ditempati oleh toko yang menjual tanaman dan toko yang boleh menjual barang lain hanya berjumlah 25 persen dari total seluruh toko.
"Pemerintah kota gagal menjalankan aturannya. Hanya toko saya yang menjual tanaman di sini," katanya.
Saarloos yang telah bekerja selama 25 tahun untuk toko yang diwariskan oleh ayah mertuanya itu mengatakan kalau perubahan di Bloemenmarkt telah terjadi sejak beberapa tahun belakangan ini.
"Saat musim semi warga Amsterdam datang untuk berbelanja tanaman yang akan dipajang di balkon rumahnya. Saat itu pasar menjadi sibuk," katanya.
"Namun penerbangan murah dari penjuru Eropa mendatangkan turis yang hanya ingin berfoto. Sejak itu sepanjang hari pemilik toko harus meneriaki mereka dan toko dipasangi pengumuman dilarang berfoto," lanjutnya.
"Saya meminta bantuan dari pemerintah kota sejak lama. Saya mengatakan kalau saat ini pasar apung dipenuhi toko yang menjual magnet kulkas."
Juru bicara pemerintah kota Amsterdam kepada Trouw mengatakan kalau mereka sedih dengan keputusan Saarloos.
Mereka mengatakan kalau pihaknya sebenarnya ingin membuat pasar apung menjadi lebih atraktif.
(agr/ard)
http://bit.ly/2GyFhid
April 25, 2019 at 10:21PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hanya Jadi Tempat Berfoto, Toko Bunga Legendaris Tutup"
Posting Komentar