Selain menyebut Trump "gila", Amir-Abdollahian juga menilai pemerintahan AS saat ini "kebingungan" lantaran terus menekan Iran dengan sanksi ekonomi dan di saat bersamaan meminta dialog dengan negaranya.
"Dalam pikirannya, Trump berpikir dia mengarahkan pistol ke kepala Iran dengan sanksi dan dia mencoba mematikan ekonomi kami. Ini semua ada di dalam imajinasi Trump. Dan sekarang dia ingin kami berdialog dengannya? Dia (Trump) adalah presiden gila," kata Amir-Abdollahian dalam wawancaranya dengan CNN, Senin (20/5).
Amir-Abdollahian juga mengatakan Trump tidak seimbang dan tak stabil dalam pengambilan keputusan. Ia kemudian menuduh pejabat Gedung Putih "yang saling bertentangan dalam pengambilan kebijakan."
"Trump tidak cukup seimbang dan stabil dalam pengambilan keputusan. Jadi kita ini berurusan dengan Gedung Putih yang bingung. Iran menerima banyak sinyal yang menunjukkan bahwa tidak tahu siapa yang berkuasa di Gedung Putih," kata Amir-Abdollahian.
Sebagai contoh, Amir-Abdollahian melihat kicauan Trump di Twitter yang berkontradiksi dengan kebijakannya sendiri dan tak jarang plin-plan.
"Kami tentunya ingin bernegosiasi, saya hanya ingin mereka menghubungi kami ketika mereka siap," kata Trump.
Namun, tak lama setelah melontarkan pernyataan itu, Trump berkicau di Twitter bahwa ia tidak pernah menyatakan ingin bernegosiasi dengan Iran lagi.
"Berita bohong seperti biasa mengutip pernyataan yang salah mengatakan bahwa AS berupaya menggelar negosiasi dengan Iran tanpa penjelasan. Ini adalah berita yang salah," kicau Trump.
Relasi AS-Iran kembali memanas sekitar dua pekan lalu, menyusul ultimatum Presiden Hassan Rouhani yang mengancam akan melanjutkan pengayaan uranium negaranya.
Langkah itu diambil Iran setelah AS di bawah kepemimpinan Trump memutuskan keluar dari perjanjian nuklir JCPOA pada Mei 2018 lalu. Washington juga kembali menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap Teheran.
Sejak ultimatum Rouhani tersebut, AS dan Iran terus saling melontarkan ancaman dan beradu mulut. Trump bahkan mengerahkan kapal induk dan sejumlah pesawat pengebom ke Timur Tengah.
"Jika Iran ingin berperang, itu akan menjadi akhir bagi Iran. Jangan pernah mengancam AS lagi," kata Trump melalui kicauannya di Twitter, Minggu (19/5).
Sementara itu, Iran telah menegaskan bahwa negaranya tak minat untuk berperang di kawasan. Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, mengatakan tidak ada pihak yang "memiliki ilusi bahwa mereka bisa menghadapi Iran."
"Kami yakin bahwa tidak akan ada perang karena kami dan siapa pun itu tidak memiliki ilusi bahwa mereka bisa menghadapi Iran di kawasan," kata Zarif kepada kantor berita Iran, IRNA, seperti dikutip AFP. (rds/has)
http://bit.ly/2QaS5Q0
May 21, 2019 at 08:50PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pejabat Iran Sebut Trump Presiden Gila"
Posting Komentar