
Kapolda Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara mengatakan, dirinya menduga kuat aksi penculikan dan penganiayaan terhadap Harismail dilakukan oleh oknum polisi.
"Saya berpendapat ini [pelakunya] oknum polisi, tidak mungkin preman nangkap orang disuruh ngaku perkosa. Kecuali preman itu keluarga korban, bisa jadi mungkin dongkol, cuma kurang masuk akal," kata Zulkarnain di RS Bhayangkara Palembang, Minggu (24/2).
Zulkarnain mengatakan, Harismail yang menjadi korban tidak mengetahui siapa oknum polisi tersebut. Terlebih lagi wajah korban ditutup lakban ketika ditangkap.
"Dia (korban) tidak bisa menjelaskan siapa orang tersebut dari satuan mana, keterangannya di mau dibawa ke Polda, tapi tidak tahu satuan mana. Itu aibnya saya, tanggung jawab saya," ungkap Zulkarnain.
Saat ini pihaknya telah memerintahkan Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sumsel untuk melakukan pemeriksaan terhadap kasus ini. Pihaknya akan terlebih dahulu meminta keterangan terhadap korban Harismail sebelum melakukan pemeriksaan internal."Pak polisi tidak boleh mengungkap kasus seperti itu. Setiap pengungkapan kasus harus didukung hasil scientific investigation dari Labfor dan pengumpulan barang bukti penyelidikan," ujar dia.
"Kalau dia korban pemerkosaan, kita buktikan secara ilmiah, ada visumnya, bukti sperma dan lain-lain. Tidak mungkin tidak meninggalkan bukti, dan tidak boleh melakukan hal penganiayaan seperti itu," ujar Zulkarnain.
Informasi yang dihimpun, Harismail alias Ujang (25) mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya setelah diduga menjadi korban salah tangkap.
Peristiwa bermula pada Sabtu (23/2) Haris ditemukan warga dalam kondisi lemas dan mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya di Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin. Setelah itu ia pun menjalani perawatan di RS Bhayangkara Palembang.
Saat menjalani perawatan medis, Haris mengaku sebelumnya ia dipaksa masuk ke mobil oleh sejumlah pria. Di dalam mobil tersebut buruh ini dipaksa untuk mengaku telah memperkosa seorang Bidan berinisial Y.Namun Haris menolak tuduhan yang diberikan kepada dia hingga akhirnya dipukuli di dalam mobil.
"Saya bilang tidak, saya bantah, saya bukan pemerkosa bidan itu," kata Haris, Minggu (24/2).
Tak hanya dipukuli, tangan Haris pun diikat sehingga tak dapat melakukan perlawanan. Di dalam mobil tersebut korban hanya bisa pasrah hingga akhirnya ditinggalkan di Kecamatan Rambutan.
"Waktu itu saya baru saja beli rokok di warung. Langsung dipaksa naik ke mobil, tangan saya diikat dipaksa ngaku," ujar Haris.
Sementara itu, Krisna Murdani (25), teman dari Haris yang melihat aksi penangkapan mengaku ada dua mobil dan tiga motor ketika Haris ditangkap. Sekelompok pria tersebut sempat mengeluarkan tembakan sebanyak tiga kali untuk membawa Haris. Karena kebingungan, Krisna langsung menanyakan apa yang menimpa rekannya tersebut."Saya tanya mau di bawa kemana Haris. Dibilang, ke Polda. Saya bingung, padahal kami baru pulang ngangkut batu di Kayuagung. Haris juga waktu beli rokok pakai motor saya," ujarnya.
Untuk diketahui, Bidan Y mengaku diperkosa oleh lima pelaku. Namun, hasil olah TKP tim Labfor dari Polda Sumsel tidak menemukan bukti ilmiah seperti bercak sperma dan sidik jari tersangka dari hasil visum dan olah TKP. (idz/osc)
https://ift.tt/2Srcksc
February 25, 2019 at 11:52AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Oknum Polisi Diduga Culik Buruh dan Paksa Akui Perkosa Bidan"
Posting Komentar