Di lapangan tanah di tengah desa tersebut, pada Senin (22/4), para kerabat dan tetangga korban berkumpul di bawah tenda dan pohon kelapa, saling peluk dan menyeka air mata.
Sementara itu, di rumah lainnya, terlihat peti yang sudah tertutup rapat. Keluarga salah satu korban itu memutuskan untuk mengunci peti karena tak kuasa melihat jasad kerabatnya hancur diterjang timah panas.
Setiap orang di Negombo menyimpan duka tersendiri di lubuk hatinya. Mereka hampir pasti memiliki kerabat yang tewas atau terluka dalam rangkaian serangan pada Minggu tersebut.
![]() |
Tak hanya di Gereja St. Sebastian, tujuh lokasi lainnya juga menjadi sasaran serangan bom yang meledak dalam waktu berdekatan, merenggut total 310 nyawa dan melukai ratusan orang lainnya di Negombo, Kolombo, serta sejumlah daerah lainnya.
Para warga di Negombo masih tak percaya dengan tragedi yang menimpa negaranya. Mereka semakin heran setelah mengetahui kabar bahwa intelijen Sri Lanka sebenarnya sudah mengetahui potensi serangan sejak sepuluh hari sebelum Hari Paskah.
Mereka mengaku tak percaya harus menghadapi teror lagi dalam keseharian setelah perang sipil antara gerilyawan Tamil dan angkatan bersenjata berakhir pada 2009 lalu.
Para warga juga tak menyangka, perdamaian antara komunitas beragama di negara mereka bisa retak.
"Bahkan selama perang sipil, kami tidak pernah melihat serangan kekerasan seperti itu, terutama di tempat ibadah," ujar seorang pastor, Indarajid Sunasekaran, yang berkeliling desa untuk mendoakan para korban.
Beberapa warga mengeluh kepada sang pastor. Mereka takut akan kehadiran Jemaah Tauhid Nasional (NTJ), kelompok militan Islam yang dituding sebagai dalang di balik serangan di Hari Paskah ini.
"Kami tidak boleh membiarkan ini mengubah semuanya. Kami harus bekerja sama untuk memberantas terorisme. Kami harus belajar dari masa lalu," kata Sunasekaran. (has)
http://bit.ly/2W2E2hx
April 23, 2019 at 09:33PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Desa Sri Lanka Berderai Air Mata Makamkan Korban Bom Paskah"
Posting Komentar